Gunungkidul
Menengok KBA di Desa Wisata Kemuning di Gunungkidul
Dari keempat program integrasi tersebut, Desa Kemuning memang telah menjalankan dan dipadukan dengan potensi daerah setempat.
Pertama kali dibangun, PAUD tersebut hanya bermodalkan kayu yang dikerjakan secara swadaya oleh warga setempat.
Kini PAUD Desa Kemuning telah direnovasi dengan bangunan semi permanen berlantaikan keramik, terdapat pula berbagai mainan untuk mendukung proses pembelajaran.
"Tiap tahun per semester dari siswa-siswi SD-SMA kita juga selalu mendapatkan beasiswa dari Astra, saat ini telah ada sejumlah 35 anak," kata Suhardi.
Bidang lingkungan pun juga dilakukan berbagai pelatihan saban bulan.
Dalam pelatihan diajarkan cara untuk memanfaatkan serta mengolah sampah guna dijadikan bahan pakan ternak seperti ikan, sapi, dan sebagainya.
Baca: 40 Siswa SMK Tampil di Ajang The 9th Astra Honda Skill Contest For Vocational School 2018
Sementara kesehatan, kader-kader Posyandu desa setempat juga dibekali pengetahuan oleh dokter dari UGM dan pegawai Puskesmas untuk bisa melaksanakan pemeriksaan kepada para lansia dan balita.
"Lalu di bidang kewirausahaan, dulu kita memang sudah punya produk seperti lempeng telo dan dodol pisang namun masih terbentur pada sisi pengemasan dan penjualan. Tapi sekarang produk kita sudah bisa mengimbangi produk-produk lain. Tahun ini kita juga akan membuat pasar apung yang juga akan dipasarkan disana," ujar Suhardi.
Kedepan, tambah Suhardi, dengan berbagai potensi setempat yang belum dimanfaatkan secara maksimal, pihaknya ingin mengembangkan wisata paketan pada desa Kemuning.
Desa yang terdiri dari 113 Kepala Keluarga, dengan 357 warga tersebut memang potensial untuk dijadikan sebagai pengembangan kawasan wisata.
Dengan sebagian besar warga yang berprofesi sebagai petani dan peternak regenerasi dari kaum muda bisa dikatakan kurang pada lapangan pekerjaan itu.
Dengan demikian, Suhardi optimistis, dengan memanfaatkan tenaga muda-mudi yang ada di Desa Kemuning, bukan tidak mungkin perekonomian warga setempat bisa bangkit ditahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Kepala Bidang Industri dan Kelembagaan Pariwisata, Dinas Pariwisata Gunungkidul, Eli Martono menyebutkan, Desa Kemuning memang merupakan salah satu destinasi baru yang muncul di dunia pariwisata Gunungkidul.
Baca: Pemkab Gunungkidul Beri Penghargaan ke 50 Desa yang Tertib Bayar PBB
Untuk itu, kata dia, memang perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut agar akses ke wilayah tersebut bisa dibangun lebih baik.
Dunia pariwisata Gunungkidul yang berkembang semenjak 2010 lalu terus menunjukkan tren yang positif. Pada 2017 lalu terdapat tiga juta wisatawan yang berkunjung dengan pendapatan sebesar Rp28 miliar.
"Momentum wisatanya juga bertepatan dengan era sosial media yang semakin maju, sehingga mampu mendongkrak tingkat kunjungan," papar dia.
"Tahun ini, jika keadaan normal kami targetkan akan bisa menampung sebanyak 3,3 juta wisatawan yang akan berkunjung," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM/Yosef Leon)