Yogyakarta
Pemda DIY Adakan MoU dengan BPOM RI
Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi obat dan makanan, serta melakukan pengawasan terpadu.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Nota Kesepakatan antara Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI dan Pemda DIY sekaligus Pelantikan Kepala BPOM DI Yogyakarta dilakukan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta pada Jumat (2/11/2018)
Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito mengatakan jika DIY merupakan kota wisata, kuliner serta banyak UMKM yang bergerak dalam bidang obat dan makanan.
Oleh karenanya, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi obat dan makanan, serta melakukan pengawasan terpadu.
Yang mana bukan hanya produsen maupun penjual saja yang akan diedukasi mengenai hal ini, namun juga konsumen.
Baca: BPOM RI Tingkatkan Pengawasan Penyalahgunaan Obat Herbal dan Obat Tradisional
"Ini merupakan upaya pengawasan terpadu. Selain kita melakukan pengawasan terhadap penjual maupun produsen, kita juga ingin edukasi konsumen agar menjadi konsumen yang cerdas. DIY dikenal sebagai kota kuliner, wisata, serta banyaknya UMKM," terangnya.
Untuk di DIY sendiri, Penny mengungkapkan jika pihaknya melalui BPOM DIY akan lebih mengintensifkan beberapa aspek.
Seperti pengawasan terhadap makanan, baik kandungan pestisida dalam makanan segar, atau aspek keamanan pangan untuk anak sekolah.
Selain itu, pengawasan terhadap penyalahgunaan obat dan suplemen kesehatan juga akan ditingkatkan.
"Kita akan intensifkan pengawasan penyalahgunaan obat ataupun suplemen kesehatan. Mudah-mudahan ini akan menjadi semangat baru, kami akan mencari data tentang aspek kesehatan masyarakat yang menjadi hal paling penting. Setiap daerah pasti berbeda, sesuai dengan data kesehatan yang ada di situ, apa yang menjadi masalah masyarakat kita akan mulai dari situ," ungkapnya.
Baca: Tingkatkan Pengawasan Obat dan Makanan, Pemda DIY Gandeng BPOM
Rustyawati, selaku Kepala BPOM DIY yang baru saja dilantik mengatakan jika pihaknya juga akan mendampingi UMKM yang berkaitan dengan proses produksi obat dan makanan.
"Pendekatannya semua sisi. Untuk pendampingan mulai dari proses produksi harus higienis. Jangan sampai jamu gendong diberi bahan kimia. Secara khusus bapak Gubernur sudah cukup prihatin dengan pasien yang gagal ginjal di DIY yang cukup tinggi. Kita akan merapatkan barisan, ini kenapa, kita cari tahu seperti apa," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengedukasi mengenai peraturan yang ada mengenai obat dan makanan kepada produsen.
"Peraturan perundang-undangan mereka harus paham. Kalau sudah paham diharap mengikuti itu. Prinsip keberadaan kita di daerah harus punya makna manfaat untuk pemerintah daerah. Kita memasuki era baru, kita akan membedakan, siapa yang penjahat, terkait peredaran obat obatan, kita akan bekerja dari semua aspek,"jelasnya.
Baca: Tingkatkan Kualitas Produk UMKM, Pemda DIY Gandeng BPOM RI
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan jika konsumsi masyarakat terhadap obat dan makanan serta kosmetik saat ini cenderung meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi.
Akan tetapi, hal tersebut tidak dibarengi dengan pengetahuan masyarakat untuk memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman.
"Gencarnya iklan dan promosi mendorong konsumen untuk mengonsumsi secara tidak rasional bahkan sering berlebih. Oleh karenanya BPOM harus didayagunakan secara efektif dan efisien dalam mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk tersebut untuk melindungi kesehatan konsumen," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)