Fakta-fakta Kian Terungkap, Qahtani Pantau Eksekusi Jamal Khashoggi Via Skype

Sosok Qahtani juga punya andil besar terkait penangkapan besar-besaran para pangeran kerabat keluarga kerajaan Arab Saudi

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
nytimes.com
Kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi 'hilang' di kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki. 

"Episode ini tidak akan menjungkalkan MbS, namun citranya sulit dipulihkan dalam jangka panjang. Raja akan melindunginya," kata sumber yang dekat dengan pengadilan kerajaan. Qahtani sendiri pernah membuat pernyataan, ia tidak pernah bertindak tanpa persetujuan bosnya.

Apa Sebenarnya yang Dilakukan Jurnalis Jamal Khashoggi Hingga Ia Dianggap Harus Dilenyapkan?

"Apakah kamu berpikir saya membuat keputusan tanpa petunjuk? Saya seorang pegawai dan pelaksana yang sangat dipercaya menjalankan perintah raja dan putra mahkota," tulis Qahtani lewat akun Twitternya beberapa bulan lalu.

Sebelum di posisi penting sebagai orang terdekat Pangeran MbS sebagai pewaris tahta kerajaan Saudi, Qahtani menduduki posisi sebagai Ketua Federasi Saudi untuk Keamanan Saiber dan Program Drone.

Meski pemerintah Saudi secara resmi menyatakan Qahtani ditahan, namun banyak elite di negara itu meragukannya. Ini mengingat posisi sentralnya dalam banyak kebijakan oeprasional yang diperintahkan Pangeran MbS.

Rezim Raja Salman Akan Timpakan Kesalahan Pembunuhan Jamal Khashoggi ke Intelijen Saudi

Dalam kasus Khashoggi, Qahtani muncul dalam telewicara via Skype dan sempat berkomunikasi dengan Jamal. Qahtani meminta kritikus gigih Pangeran MbS itu pulang ke Arab Saudi. Namun Jamal menolak karena pasti akan bernasib buruk.

Sumber intelijen Turki menyebut Qahtani murka dan kepada regu pembunuh yang dia kirim, berkata penuh kemarahan. "Bawa kepadaku kepala anjing itu," perintah Qahtani lewat Skype. Data dan rekaman percakapan itu berhasil diperoleh penyelidik Turki.

Tidak jelas, apakah Qahtani akhirnya menyaksikan eksekusi maut terhadap Jamal. Selain kepala, jemari Jamal juga dipotong untuk bukti ke pihak yang memberi perintah kepada regu pembunuh yang dikirim.

Semua bukti kini dipegang pihak Turki. Erdogan menolak menyerahkan bukti yang dimilikinya itu ke pihak Amerika. Pejabat intelijen Saudi mengaku tak mendengar Qahtani bicara lewat Skype ke orang-orangnya di konsulat. Penyelidikan menurutnya masih terus dilakukan.

Saad Albostani, Anggota Rogue Killer Jamal Khashoggi Tewas Kecelakaan Lalulintas

Data diri Qahtani pernah terlihat di akun Twitternya. Ia seorang lulusan hukum dan menjadi seorang Kapten di Angkatan Udara Kerajaan. Ia kemudian dilirik Khaled al-Tuwaijri, mantan kepala pengadilan kerajaan.

Namun belakangan orang yang melambungkan nama Qahtaani ini justru dikenai tahanan rumah. Secara aktif dan berani, Qahtani menggunakan akun Twitternya guna melawan kritik pihak luar terhadap kerajaan dan putra mahkota.

Saat Riyadh memblokade dan memboikot Qatar karena dianggap melindungi musuh-musuh kerajaan, Qahtani menggerakkan hastag "The BlackList" bagi tokoh-tokoh yang melawan kebijakan itu.(Tribunjogja.com/Reuters/Haaretz/xna)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved