Yogyakarta

Sering Dianggap Remeh, Begini Risiko Tinggi Pekerjaan Petugas Palang Pintu Kereta Api

Selain bergantung dengan alat-alat, seperti HT dan telepon, ia juga harus paham jenis kereta dan jadwal keberangkatan kereta.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma
Khusnul Arifin (32) sudah 7 tahun menjadi petugas palang pintu kereta di gardu Timoho. Meski dianggap pekerjaan sederhana, namun kelalaian sedikit saja dapat membuat nyawa banyak orang melayang, Senin (8/10/2018). 

"Kalau kereta ekspres ya kita cepet tutup pintu, kalau yang kereta lambat ya tidak cepat. Soalnya kita juga mikir jalan kalau kelamaan ditutup bisa macet. Cuma dikira-kira saja, kalau sudah sampai titik tertentu langsung ditutup," ungkap pria 27 tahun itu.

Meski kesulitan pada awal karirnya, namun pengalamannya membuatnya terbiasa.

"Awalnya ya susah, karena alatnya banyak. Lalu kapan harus tutup palangnya. Tetapi karena sudah dari 2010 ya sekarang jadi biasa," tutupnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved