Bantul

BPBD Bantul Pasang Alat Peringatan Dini Bahaya Longsor di Srimartani

BPBD Bantul Pasang Alat Peringatan Dini Bahaya Longsor di Srimartani Piyungan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Petugas BPBD Bantul sedang memasang alat early warning sistem (EWS) sebagai peringatan dini bencana tanah longsor di tTambalan, Srimartani, Piyungan Bantul, Selasa (25/9/2018) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM - Antisipasi datangnya musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul melakukan pemasangan alat Early Warning system (EWS), sebagai sistem peringatan dini bahaya tanah longsor di Padukuhan Tambalan, Srimartani, Piyungan, Bantul, Selasa(25/9/2018) sore.

Pemasangan alat ini dilakukan di sebuah lereng perbukitan. Hal ini dilakukan BPBD Bantul sebagai upaya antisipasi mengenai potensi datangnya bahaya tanah longsor.

Satgas Pusdalops BPBD Bantul, Wiwit Effendi, mengatakan, alat EWS longsor sengaja dipasang di Srimartani, Piyungan karena kontur tanah di wilayah ini masuk dalam zona merah.

"Artinya potensi rawan terjadinya longsor tinggi," katanya, di lokasi pemasangan, Selasa (25/9/2018)

Apalagi, menurut Wiwit, wilayah Tambalan merupakan perbukitan yang cukup dekat dengan jalan utama penghubung Bantul dengan kota Yogyakarta.

Baca: Minapadi Kian Digemari Petani Sleman, BPTP DIY Kembangkan Metode Pertanian Minakodal

Lalu lintas cukup padat, sehingga pemasangan alat EWS peringatan dini bahaya longsor sangat penting.

Terlebih wilayah ini pernah mengalami longsor pada tahun 2017 silam.

"Harapannya, dengan adanya alat ini tingkat respon keselamatan warga tinggi. Sehingga diharapkan dapat meminimalisir korban jiwa ataupun materil saat terjadi tanah longsor," jelasnya.

Pantauan Tribun Jogja, pemasangan alat EWS peringatan dini bahaya tanah longsor berada di lereng bukit. Ada beberapa sensor yang ditanam di beberapa titik lereng bukit.

Selain sensor, alat ini juga dilengkapi dengan empat speaker yang dipasang menghadap kearah empat penjuru arah angin.

Petugas BPBD Bantul sedang memasang alat early warning sistem (EWS) sebagai peringatan dini bencana tanah longsor di tTambalan, Srimartani, Piyungan Bantul, Selasa (25/9/2018)
Petugas BPBD Bantul sedang memasang alat early warning sistem (EWS) sebagai peringatan dini bencana tanah longsor di tTambalan, Srimartani, Piyungan Bantul, Selasa (25/9/2018) (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Baterai dari alat ini menggunakan tenaga surya yang memanfaatkan panas sinar matahari. Ketika terjadi mendung, baterai ini disinyalir akan kuat bertahan selama tiga hari.

Konsultan pengembangan sistem EWS peringatan dini bahaya longsor, Niko Erwin Pasaribu, menjelaskan, alat EWS peringatan dini bahaya longsor ini memiliki cara kerja dengan empat sensor utama.

Antara lain sensor kadar air yang mendeteksi tingkat kelembaban tanah, sensor kemiringan tanah, sensor pergerakan tanah dan ada juga sensor curah hujan.

"Sensor curah hujan ini nantinya bekerja setiap waktu untuk mendeteksi berapa tingkat curah hujan ditempat ini. Karena bencana longsor biasanya berawal dari curah hujan," terang dia.

Baca: Jogja International Batik Biennale 2018 Akan Dibuka Oleh Presiden Jokowi

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved