Rela Berjibaku dengan Berbagai Macam Sampah di Sungai, Ini Cerita Suka dan Duka Ulu-ulu di Jogja
Setiap hari petugas kebersihan harus berjibaku dengan sampah. Ulu-ulu atau petugas kebersihan sungai Jogja ini menceritakan suka-dukanya
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Yoseph Hary W
Banyak yang buang pakaian dalam, kondom, kasur. Ya malah bisa jadi becanda. Dulu jijik, sekarang sudah berani menggenggam sampah," ujarnya.
Ia pun tahu, menjadi petugas kebersihan pasti memiliki resiko penyakit. Meski demikian, tak membuatnya menyerah.
Menurutnya menjaga kebersihan sungai jauh lebih penting.
"Kalau diare sudah biasa. Ya kita kan pegang sampah, kita cuci tangan mungkin kurang bersih jadi diare. Ini kaki juga luka, udah lama nggak sembuh-sembuh, nggak tau ini, " sambungnya.
Selama hampir 2 tahun menjadi ulu-ulu, tentu banyak kisah yang memenuhi memori ingatan. Baik itu suka, maupun duka.
Baca: Aksi Bersih Sungai Buntung untuk Menggugah Kesadaran Masyarakat Menjaga Kebersihan Lingkungan
Baca: Pemkot Yogyakarta Wacanakan Pembangunan Bantaran Sungai Melalui Danais
Priyanto (43) mengungkapkan bahwa ia bahkan bisa menghilangkan penat ketikat mengingat cerita-cerita lucu dari teman seperjuangannya.
"Kadang kita cerita-cerita, malah jadi seneng gitu kalau sedang kumpul. Jadi tidak terasa lagi capeknya.
Kadang kan ada ulu-ulu lain, misalnya ada yang sedang bersih-bersih tiba-tiba kena limbah cair dari kamar mandi. Ya lucu, tetapi ya miris juga,"ungkapnya.
Ia dan teman-temannya pun pernah dilempar sampah saat sedang membersihkan sungai.
Hal itulah yang kemudian membuat ulu-ulu lain tergerak untuk memberikan edukasi pada masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai.
"Meskipun bukan wewenang kami, tetapi kami tetap lakukan sosialisasi. Minimal dari keluarga kita, lalu saat rapat RT.
Kita ini hidup di penggir sungai, ya harus dijaga bersama. Kami juga bikin spanduk tulisan supaya masyakat tidak buang sampah di sungai. Semua kami lakukan bersama-sama,"tutupnya. (Maw)