Kulonprogo

Seperti Inilah Gambaran Bandara NYIA Kulonprogo, Disebut-sebut Tahan Gempa dan Tsunami

Sejumlah fasilitas keselamatan bakal dibuat untuk menunjang mitigasi bencana di bandara tersebut.

IST
Masterplan Bandara Baru New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo 

"Semua fasilitas ini ada di area landside (sisi darat). Runway tak masalah kalau ada tsunami namun yang harus diselamatkan itu orang-orangnya. Mereka tidak akan dibiarkan berada di dalam pesawat dan langsung dilarikan ke terminal ataupun crisis center sehingga aman,"kata Taochid.

Pihaknya sebetulnya menginginkan area sempadan pantai di selatan runway dijadikan green barrier (sabuk hijau) sebagai penunjang faktor keselamatan operasional bandara.

Selain menahan (buffer) laju angin, green barrier itu juga bisa menahan hempasan gelombang.

Dengan konsep sabuk hijau, seharusnya tidak ada aktivitas apapun di area itu namun hal ini sedikit banyak berbenturan dengan kepentingan pariwisata di kawasan Pantai Glagah yang sudah lebih dulu ada. Pihaknya masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait konsep tersebut.

progres pembangunan landasan pacu NYIA sepanjang 3.250 meter di Temon, Kulonprogo. Tampak dalam gambar, kawasan pantai selatan yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari proyek bandara tersebut.
progres pembangunan landasan pacu NYIA sepanjang 3.250 meter di Temon, Kulonprogo. Tampak dalam gambar, kawasan pantai selatan yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari proyek bandara tersebut. (ISTIMEWA DOK AP1/NYIA)

"Karena di pantai sisi selatan bandara ini kan tidak ada pemecah ombak, kami minta area Glagah jadi buffering atau area penyangga terminal dan runway. Semacam hutan konservasi dengan cemara udang yang mudah ditanam. Ketika terjadi tsunami, itu bisa jadi buffering," kata dia.

Juru Bicara Proyek Pembangunan NYIA, Agus Pandu Purnama mengatakan bahwa posisi landasan pacu pesawat nantinya tidak akan sejajar lurus garis pantai melainkan sedikit menyerong pada sudut 11-29 derajat.

Hal ini untuk menghindari adanya crosswind (angin dari samping) dari arah laut yang membahayakan penerbangan. Dengan arah landasan menyerong, pesawat akan dengan mudah takeoff (lepas landas) maupun landing (mendarat) karena posisinya sesuai arah headwind (angin dari depan).

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan penataan tetap akan dilakukan untuk areal Pantai Glagah mengingat lokasinya masuk sebagai kawasan penyangga bandara maupun penyangga kawasan sempadan pantai untuk penahan gelombang laut.

Ilustrasi desain Bandara NYIA
Ilustrasi desain Bandara NYIA (NET)

Baca: Pembangunan Jalur Kereta Bandara NYIA Kulonprogo Masih Terkendala Masalah Pembebasan Lahan

Baca: Bisa Didarati Pesawat Berbadan Lebar, Bandara Baru Yogyakarta Siap Terima Maskapai Asing

Maka itu, tidak diizikan ada bangunan permanen maupun penginapan dan pemukiman di kawasan itu . Saat ini, bangunan tempat berdagang di sekitar laguna disebutnya tidak dalam bentuk permanen sehingga tak bermasalah.

Lain halnya dengan bangunan penginapan di sisi barat yang memang tak sesuai peruntukan kawasannya lantaran berada di area sempadan pantai.

Meski saat ini tetap diusahakan untuk terus teraliri listrik, sambung Hasto, pemilik penginapan akan diminta untuk meneken pakta integritas terkait kesiapan mereka untuk pindah dan merobohkan bangunan itu dengan sendirinya jika suatu saat diperlukan.

Pemkab Kulonprogo saat ini juga masih menggodok Detail Engineering Design (DED) penataan kawasan itu dan ditargetkan rampung pada akhir 2018 ini. Khususnya,

"DED itu di dalamnya tidak ada peruntukkan hotel atau penginapan. Hanya wisata, jalan, serta penyangga gelombang dan bandara. Mohon maaf, tidak bisa ada bangunan permanen karena di situ jadi penyangga bandara dan ini tidak bisa ditawar. Kami sudah sering sampaikan dan saya harap masyarakat bisa memahaminya,"kata Hasto.(Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved