EKSKLUSIF THE LOST GANESHA

Ganesha, Simbol Pengetahuan dan Penyingkir Bahaya

Kitab Siwa Purana dan cerita yang dipercaya para pengikut Siwa menyebutkan, Ganesha ini anak Dewi Parwati, istri Dewa Siwa.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Arca Ganesha raksasa yang ditemukan di Sambirejo, Prambanan, Sleman pada Rabu(15/8/2018) 

Mangkuk atau cawan di tangan Ganesha dipercaya cairan ilmu pengetahuan yang tak akan habis walaupun dihisap terus menerus.

Hal ini dimungkinkan sebagai perlambang ilmu pengetahuan tidak akan habis apabila dipelajari terus menerus. 

Baca: Penuturan Saksi Hidup Terjungkalnya Arca Ganesha ke Jurang Setengah Abad Lalu

Baca: The Lost Ganesha Terjungkal saat Longsor Tahun 1955

Ciri lain, tangan ketiga Ganesha menggenggam kapak, dan keempat memegang tangkai bunga. Selain diyakini sebagai dewa pengetahuan, Ganesha juga dianggap penyingkir rintangan fisik maupun magis. 

Karena itu arca Ganesha kerap ditemukan atau ditempatkan di lokasi-lokasi berbahaya seperti di tebing, jurang dan lain-lain.

Penempatan Ganesha itu sebagai penanda lokasi itu rawan bencana serta sebagai perlambang keselamatan. 

Pemujaan Dewa Ganeha disebut juga Ganapatya. Ganesha memiliki nama lain yaitu Ganapati yang berarti pemimpin dari para Gana. Gana merupakan makhluk kahyangan yang bertugas mengawal Dewa Siwa. 

Nama lain dari Ganesha di antaranya Ekadanta (hanya memiliki satu gading), Lambodara (berperut gendut), Vighneswara (penyingkir rintangan), dan Haremba (bertangan delapan).

Kita belum tahu secara persis seperti apa rupa arca Ganesha raksasa di jurang Gunungsari. 

Arca super jumbo sosok Ganesha itu ditemukan terjungkal dan tertahan di lereng jurang di sisi selatan atau barat daya situs Gupolo atau Agastya berukuran jumbo juga
Arca super jumbo sosok Ganesha itu ditemukan terjungkal dan tertahan di lereng jurang di sisi selatan atau barat daya situs Gupolo atau Agastya berukuran jumbo juga (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo)

Hanya dilihat dari cerita lama terkait posisi atau penempatan arca tersebut, didapati keterangan memang dulu ada di lokasi sangat dekat dengan tebing atau jurang. Arca super besar itu diletakkan di atas belik atau mata air, seolah menumpang.

"Orang dulu tahunya itu Watu Lumpang, karena posisinya menumpang di atas mata air," kata Ngatijo, pamong desa paling senior di Desa Sambirejo.

Sumber inilah salah seorang saksi hidup tersisa yang masih sempat melihat Ganesha itu sebelum terjatuh ke jurang pada 1955.

Ngatijo yang semasa kecil kerap memanjat arca raksasa itu tidak mudah membuka ingatan mendetailnya terkait rupa wajah arca itu. Ia hanya ingat, sosok arca itu duduk bersila, perutnya gendut.

"Rupa kepala saya capet-capet, tapi memang bukan seperti kepala manusia," katanya.

Catatan lama Belanda oleh IJzerman ada 1891 masih menyebut keberadaan arca Ganesha besar itu berada di lokasinya di situs yang kini dikenal dengan sebutan Situs Gupolo. Juga disebut keberadaan arca Siwa Mahadewa berukuran tinggi sekitar 2,6 meter.

Tapi tidak disebutkan apakah arca Siwa Mahadewa itu berdekatan dengan arca Ganesha, atau di lokasi lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved