Kulonprogo
Idap Gangguan Jiwa, Lelaki di Kalibawang Kulonprogo Ini Dipasung Keluarganya
Pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa masih ditemui di Kulonprogo.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa masih ditemui di Kulonprogo.
Pada Selasa (14/8/2018), Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo mengevakuasi Sardi (54), penderita gangguan jiwa di Pedukuhan Kriyan, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang.
Ia dijemput dan dibawa ke Sleman untuk menjalani pengobatan dan perawatan medis.
Lelaki paruh baya itu dikurung dalam ruangan khusus oleh keluarganya sendiri sejak belasan tahun belakangan.
Pemasungan dengan mengurung Sardi terpaksa dilakukan pihak keluarga lantaran dianggap sudah meresahkan dan membahayakan keselamatan warga setempat atas tingkahnya.
Baca: Kisah Pilu Mantan TKI, Dipasung di Ruang Gelap di Rumah yang Ia Bangun dengan Kerja Keras
Ia kerap mengamuk dan tak segan melakukan tindak kekerasan fisik kepada orang lain jika sedang kambuh dan emosinya tersulut.
Keluarga juga tidak punya cukup dana untuk biaya pengobatan dan perawatan Sardi ke rumah sakit.
"Sang istri, Tuti (51) dan anaknya juga pernah dipukul dianiaya saat mengingatkan untuk minum obat. Karena semakin meresahkan, keluarga berinisiatif mengurungnya sejak sekitar 2005 lalu," jelas Ketua RW 29 Kriyan, Suprapto.
Ia ditempatkan dalam sebuah ruangan berukuran 4x4 di belakang rumah, berhadapan dengan kandang ternak.
Ruangan tersebut dilengkapi toilet dan pintu teralis dari besi tebal yang selalu dalam keadaan tergembok.
Sebuah lubang persegi kecil ada di bagian tembok depan sebagai akses bagi keluarga untuk memberi asupan makanan dan minuman kepada Sardi.
Ruang kurungan itu dibuat secaa bergotongroyong oleh masyarakat setempat.
Adapun di rumah tersebut istri Sardi yang juga jadi buruh tani itu tinggal bersama anak bungsu.
Dua anak tertua merantau sebagai buruh di Jakarta.
Baca: Pria Penyandang Tunarungu dan Tunawicara Ini Dipasung Ibunya Selama 12 Tahun
Gelagat gangguan kejiwaan Sardi mulai tampak sepulangnya dari merantau di Batam sekitar tahun 2001.