Transkrip Lengkap Surat Terbuka Mesut Ozil : Amarahnya Meledak Ungkap Perlakuan Rasis

Mesut Oezil resmi mundur dari timnas Jerman. Ini disampaikan Ozil lewat surat terbuka yang berisikan amarahnya atas perlakukan rasis

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
via Kompas.com
Wasit Alireza Faghani berbicara dengan Toni Kroos dan Mesut Oezil pada pertandingan Jerman vs Meksiko di Stadion Luzhniki, 17 Juni 2018. 

Sementara tindakannya itu sangat merendahkan, kami setuju bahwa hal terbaik yang bisa dilakukan yakni berkonsentrasi pada sepakbola dan Piala Dunia mendatang. Inilah alasan mengapa saya tidak menghadiri jumpa pers selama persiapan Piala Dunia. Saya tahu wartawan hanya akan membahas masalah politik dan bukan sepakbola, mereka hanya akan menyerang saya, meskipun seluruh masalah itu dianggap telah berakhir oleh Oliver Bierhoff dalam sebuah wawancara TV yang dia lakukan sebelum pertandingan Arab Saudi di Leverkusen.

Selama ini, saya juga bertemu dengan Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier. Tidak seperti Grindel, Presiden Steinmeier profesional dan benar-benar tertarik pada apa yang harus saya katakan tentang keluarga saya, warisan saya dan keputusan saya. Saya ingat bahwa pertemuan itu hanya antara saya sendiri, Ilkay dan Presiden Steinmeier, dan Grindel merasa sangat kesal karena dia tidak diizinkan masuk untuk meningkatkan agenda politiknya sendiri.

Saya setuju dengan Presiden Steinmeier bahwa kami akan merilis pernyataan bersama tentang masalah ini, dalam upaya lain untuk bergerak ke arah dan fokus pada sepakbola. Namun Grindel kesal karena bukan timnya yang mengeluarkan pernyataan pertama, ia kesal karena kantor pers Steinmeier yang mengendalikan masalah ini.

Sejak akhir Piala Dunia, Grindel mendapat banyak tekanan terkait keputusannya sebelum turnamen dimulai, dan memang demikian. Baru-baru ini, dia secara terbuka mengatakan bahwa saya harus sekali lagi menjelaskan semua tindakan saya dan ia memposisikan saya sebagai pihak yang salah atas hasil tim yang buruk di Rusia. Saya berbicara sekarang bukan karena Grindel, tetapi karena saya memang ingin berbicara. Saya tidak akan lagi menjadi kambing hitam karena ketidakmampuan dan ketidakcakapannya untuk melakukan pekerjaannya dengan benar. Saya tahu bahwa dia ingin saya keluar dari tim setelah adanya foto itu, dan mempublikasikan pandangannya di Twitter tanpa berpikir atau berkonsultasi terlebih dahulu, tetapi Joachim Low dan Oliver Bierhoff membela saya dan mendukung saya.

Di mata Grindel dan para pendukungnya, saya orang Jerman hanya ketika kami menang, tetapi saya dipandang sebagai seorang imigran ketika kami kalah. Tak peduli apakah saya juga membayar pajak di Jerman, menyumbangkan fasilitas ke sekolah Jerman dan memenangkan Piala Dunia bersama Jerman pada tahun 2014, tapi saya masih belum diterima di masyarakat. Saya diperlakukan sebagai 'orang yang berbeda'. Saya menerima 'Bambi Award' pada tahun 2010 sebagai contoh integrasi yang sukses dalam masyarakat Jerman, saya menerima 'Silver Laurel Leaf' pada tahun 2014 dari Republik Federal Jerman, dan saya adalah 'Duta Sepakbola Jerman' pada tahun 2015. Namun sangat jelas , Saya bukan orang Jerman ...?

Apakah ada kriteria yang tak saya miliki untuk menjadi orang Jerman sepenuhnya? Teman saya Lukas Podolski dan Miroslav Klose tidak pernah disebut Jerman-Polandia, jadi mengapa saya dipandang sebagai orang Jerman-Turki? Apakah karena Turki? Apakah karena saya seorang Muslim? Saya pikir ini merupakan isu yang sangat penting. Dengan sebutan Jerman-Turki, maka secara tidak langsung itu sudah membedakan orang-orang yang memiliki keluarga dari lebih dari satu negara. Saya lahir dan dididik di Jerman, jadi mengapa orang tidak menerima bahwa saya orang Jerman?

Pendapat Grindel dapat ditemukan di tempat lain juga. Saya dipanggil oleh Bernd Holzhauer (seorang politikus Jerman) seorang "kambing-f *** er" karena foto saya dengan Presiden Erdogan dan latar belakang Turki saya. Selanjutnya, Werner Steer (Kepala Teater Jerman) mengatakan kepada saya untuk "pergi ke Anatolia", sebuah tempat di Turki di mana banyak imigran bermarkas.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, mengkritik dan melecehkan saya karena leluhur keluarga adalah hal tercela yang sudah dilakukan, dan menggunakan diskriminasi sebagai alat propaganda politik merupakan sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan dengan pengunduran diri dari orang-orang yang tidak sopan itu. Orang-orang ini telah menggunakan foto saya dengan Presiden Erdogan sebagai kesempatan untuk mengekspresikan kecenderungan rasis yang sebelumnya tersembunyi, dan ini berbahaya bagi masyarakat.

Mereka tidak lebih baik daripada para suporter Jerman yang mencemooh saya setelah pertandingan melawan Swedia "Ozil, verpiss Dich Du scheiss TiirkensauJ'iirkenschwein hau ab 'atau dalam bahasa Inggris" Ozil, f ** k off you Turkish s ** t, p ** * off You Turkish Pig! '

Saya bahkan tak ingin membahas ujaran kebencian mereka, ancaman melalui panggilan telepon dan komentar menyakitkan di media sosial yang telah diterima oleh keluarga saya dan saya sendiria. Mereka semua mewakili Jerman di masa lalu, Jerman yang tidak terbuka untuk budaya baru, dan Jerman yang tidak saya banggakan. Saya yakin bahwa banyak orang Jerman yang bangga yang merangkul masyarakat secara terbuka dan mereka akan setuju dengan saya.

Dan untuk Anda, Reinhard Grindel, saya sangat kecewa tetapi saya sebenarnya tidak terkejut dengan apa yang telah anda lakukan. Pada tahun 2004, ketika anda merupakan seorang anggota Parlemen Jerman, Anda mengklaim bahwa "multikulturalisme sebenarnya adalah mitos [dan] kebohongan seumur hidup" sementara Anda memilih menentang undang-undang untuk kewarganegaraan ganda dan hukuman untuk suap, serta mengatakan bahwa budaya Islam sudah terlalu mendarah daging di banyak kota Jerman. Ini tidak bisa dimaafkan dan tak terlupakan.

Perlakuan yang saya terima dari OPE dan banyak lainnya membuat saya tidak lagi ingin memakai kaos tim nasional Jerman. Saya merasa tidak diharapkan lagi dan saya berpikir bahwa apa yang telah saya capai sejak debut internasional saya di tahun 2009 telah dilupakan begitu saja. Orang dengan latar belakang diskriminasi rasial tidak boleh bekerja di federasi sepakbola terbesar di dunia yang memiliki banyak pemain dari keluarga warisan ganda. Sikap seperti mereka tidak mencerminkan pemain yang seharusnya mereka wakili.

Maka dari itu dengan berat hati dan setelah saya melakukan banyak pertimbangan karena berbagai kejadian baru-baru ini, Saya memutuskan untuk tidak akan lagi bermain untuk Jerman di tingkat internasional, selama saya menjadi korban diksriminasi rasial dan mendapatkan perlakukan tidak hormat. Saya dulu memakai baju Jerman dengan kebanggaan dan kegembiraan, tapi sekarang saya tidak. Keputusan ini sangat sulit dilakukan karena saya selalu memberikan segalanya untuk rekan tim saya, staf pelatih dan orang-orang Jerman yang baik. Tetapi ketika pejabat tinggi DFB memperlakukan saya seperti yang mereka lakukan, tidak menghormati akar keturunan saya yang dari Turki dan telah menggunakan saya sebagai propaganda politik, maka cukup sudah. Itu bukan alasan saya bermain sepakbola, dan saya tidak akan duduk berdiam diam atau tak melakukan apa-apa untuk menyelesaikan masalah ini.

Rasisme jangan pernah sekalipun ditolerir.

Mesut Ozil

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved