Transkrip Lengkap Surat Terbuka Mesut Ozil : Amarahnya Meledak Ungkap Perlakuan Rasis
Mesut Oezil resmi mundur dari timnas Jerman. Ini disampaikan Ozil lewat surat terbuka yang berisikan amarahnya atas perlakukan rasis
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com - Mesut Oezil secara resmi mundur dari timnas Jerman.
Ini disampaikan Ozil lewat surat terbuka yang berisikan tanggapan atas kritik, cacian dan cemoohan yang terus menerus ia terima belakangan ini pada Minggu (22/7/2018)
Pemain 29 tahun menyampaikan kemarahannya atas ketidakadilan yang ia terima selama memperkuat timnas Jerman, terutama saat dirinya berfoto dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Dalam surat yang terdiri dari tiga bagian tersebut, Oezil merasa bahwa federasi sepak bola Jerman (DFB), media, hingga warga Jerman, tidak memandang dirinya secara adil karena mempunyai darah Turki.
Ia menekankan bahwa masalah rasialisme dan tidak adanya rasa menghargai adalah faktor utama penyebab pemain Arsenal ini memutuskan mengakhiri pengabdiannya untuk Tim Panser.
Keputusan gantung sepatu tertera di akhir bagian ketiga surat tersebut berbunyi, "Dengan berat hati dan dengan pertimbangan yang mendalam terhadap peristiwa yang terjadi belakangan, saya (memutuskan) untuk tidak lagi memperkuat timnas Jerman. Saya merasa (menjadi korban) rasialisme dan rasa tidak hormat."
Berikut ini merupakan transkrip lengkap surat terbuka dari Mezut Ozil :
Beberapa minggu ini saya coba merenung dan memikirkan tentang berbagai hal yang telah terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini. Hasilna, saya akan mengutarakan pikiran dan perasaan atas apa yang terjadi.
Bertemu Presiden Erdogan
Seperti halnya orang lain, saya memiliki akar garis keturunan yang bukan hanya berasal dari satu negara. Saya memang tumbuh di Jerman, tapi latar belakang keluarga saya adalah Turki. Saya memiliki dua hati, satu Jerman dan satu lagi Turki. Sewaktu saya kecil, ibu saya mengajariku bahwa harus selalu menghormati dan tak pernah melupakan darimana asal usulku, dan nilai-nilai itulah yang saya pegang hingga hari ini.
Pada bulan Mei, Saya bertemu dengan Presiden Erdogan di London, dalam acara amal dan kegiatan pendidikan. Kami pertama kali bertemu pada tahun 2010 silam setelah ia dan Angela Markel menonton pertandingan Jerman vs Turki yang bermain di Berlin. Sejak saat itu, kami telah melewati banyak hal di seluruh dunia. Saya sadar bahwa gambaran kami menyebabkan tanggapan besar di media Jerman, dan sementara beberapa orang mungkin menuduh saya berbohong atau berniat tidak jujur, foto yang kami ambil sebenarna tidak ada nilai-nilai politisnya sama sekali.
Seperti yang saya katakan, ibu saya tidak pernah membiarkan saya melupakan nenek moyang, warisan dan tradisi keluarga saya. Bagi saya, berfoto dengan Presiden Erdogan bukan tentang politik atau tentang pemilihan presiden, ini tentang saya yang mencoba menghormati otoritas tertinggi di negara tempat keluarga saya. Profesi dan pekerjaan saya adalah bermain sepak bola, bukan politisi dan pertemuan kami bukan ditujukan untuk mendukung kebijakan tertentu. Nyatanya, kami hanya berbicara tentang topik yang sama, yakni sepak bola, sebagaimana dirinya juga menyukai sepak bola ketika masih remaja.
Akan tetapi, media Jerman telah menggambarkan pertemua intu sebagai sesuatu yang berbeda, kebenarannya adalah bahwa jika tidak bertemu dengan Presiden maka saya dianggap tidak menghormati akar leluhur saya, yang saya tahu akan bangga dengan keberadaan saya hari ini. Bagi saya, tidak masalah siapa yang menjadi Presiden, tapi yang jelas dialah presiden. Memiliki rasa hormat terhadap jabatan politik adalah pandangan yang saya yakin baik bagi Ratu maupun Perdana Menteri Theresa May ketika mereka juga menjadi tuan rumah Erdogan di London. Apakah itu Presiden Turki atau Jerman, tindakan saya tidak akan berbeda.
Saya mengerti bahwa ini mungkin sulit dipahami, karena di kebanyakan budaya, pemimpin politik tidak dapat dianggap terpisah dari orang tersebut. Tetapi dalam hal ini, itu berbeda. Apa pun hasilnya pada pemilihan sebelumnya, atau pemilihan sebelum sebelumnya, saya masih akan tetap mengambil gambar dengan siapapun orangnya.
Media dan Sponsor