Pendidikan
Mahasiswa UGM Kembangkan Phantom Anestesi Lokal dengan Sistem Wet Injection Pertama di Dunia
Mahasiswa UGM mengembangkan boneka phantom atau alat peraga yang dapat digunakan untuk berlatih menganastesi pasien.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Mahasiswa UGM mengembangkan boneka phantom atau alat peraga yang dapat digunakan untuk berlatih menganastesi pasien, dalam hal ini kaitanya dengan kedokteran gigi.
Anestesi lokal merupakan satu di antara teknik penting yang digunakan oleh dokter gigi sebelum melakukan tindakan seperti bedah minor di rongga mulut.
Sampai saat ini untuk melatih keterampilan mahasiswa, digunakan latihan anestesi antar teman yang mekanismenya adalah mahasiswa melakukan anestesi terhadap mahasiswa lainnya secara langsung untuk pertama kalinya.
Baca: Paduan Suara Mahasiswa UGM Gelar Lomba Berhadiah Jutaan Rupiah
Oleh karena itu, teknik ini memiliki resiko yang tinggi untuk mencederai saraf maupun otot.
Hal tersebut membuat teknik ini banyak digantikan oleh phantom.
Phantom anestesi lokal yang beredar di pasaran saat ini adalah phantom dry injection, yang memiliki banyak keterbatasan.
Satu dari beberapa keterbatasannya yaitu mahasiswa belum mampu merasakan sensasi nyata dalam anestesi karena tidak dapat menginjeksikan cairan secara langsung pada phantom dan tidak dapat mengetahui ketepatan dosis injeksinya.
Berbekal atas permasalah tersebut, GAMATIC Phantom hadir dengan inovasi Smart Wet Injection.
Phantom ini dikembangkan pertama kali pada tahun 2017 dalam penelitian di tingkat Fakultas oleh enam mahasiswa UGM yaitu Swastiana Eka Yunita, Eltrin Khotimah Maharti dan Lila Eva Silvana (Pendidikan Dokter Gigi 2015), Adien Gumilang (Teknik Elektro 2015), Muh Rifaldi Aldino Fahreza (Teknik Mesin 2015) dan Ihsan Rahman (Teknik Elektro 2016) serta dosen pembimbing yaitu Dr drg Archadian Nuryanti, M Kes.
Saat dimintai keterangan pada Minggu (22/7/2018), Eltrin mengatakan phantom yang mereka kembangkan mampu memfasilitasi mahasiswa untuk menginjeksikan cairan ke dalam phantom, mengukur ketepatan dosis injeksi secara otomatis, mendeteksi ketepatan situs injeksi, serta memberikan informasi mengenai area tubuh yang teranestesi.
Dijelaskannya, GAMATIC Phantom memiliki dua sensor, yaitu capacitive sensor dan sistem electrolyte switch yang mampu mendeteksi cairan dan mengukur ketepatan dosis anestesi.
"Electrolyte switch merupakan sistem sederhana yang menggunakan prinsip sel volta, dimana nantinya cairan yang diinjeksikan ke dalam phantom adalah larutan elektrolit yang dideteksi dengan sistem elektroda," jelasnya melalui siaran resmi yang diterima Tribunjogja.com.
Baca: UGM Meluncurkan Film Sardjito
Dosen pembimbing Archadian Nuryanti menambahkan, atas inovasi tersebut GAMATIC Phantom berhasil meraih The Most Innovative Idea Awards dalam International Conference of Integrated Intellectual Community (ICONIC) yang diadakan di Hannover, Jerman pada bulan April 2018 kemarin.
Penemuan ini secara resmi juga telah terpublikasi dalam jurnal internasional SSRN Elsevier dengan judul Smart Wet Injection Phantom Using Electrolyte Switch and Capacitive Sensor System for Dental Local Anesthesia Training.
Keberlanjutan dan pengembangan sensor dan prototype GAMATIC Phantom terus dilakukan, hingga pada tahun ini GAMATIC menjadi salah satu peserta Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC) yang didanai Dikti.
Mereka terus berinovasi dengan penambahan sensor anestesi rahang atas dan juga penyempurnaan sistem sensor rahang bawah.
Harapannya, dengan alat ini maka mahasiswa dapat berlatih anastesi dengan tepat tanpa menimbulkan risiko seperti saat berlatih anastesi antar teman.(*)