Gunungkidul
Inilah Kampung Bakmi Jawa di Gunungkidul
Apabila ada satu keluarga yang memiliki wirausaha menjual bakmi, maka suatu saat nanti akan dilanjutkan oleh anaknya.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
"Belajar otodidak dari ayah saya saat itu tahun 1967, saya sudah membantu ayah saya berjualan sejak remaja di Yogyakarta tepatnya di Kuncen. Tetapi setelah menikah pada tahun 1981 saya pindah berjualan dari Yogyakarta ke Wonosari," katanya.
Ia mengaku dalam sehari mampu meraih omzet hingga Rp 4 juta rupiah dalam satu malam tetapi jika waktu libur sampai Rp 6 juta.
"Ramai saat malam minggu atau musim liburan seperti libur lebaran kemarin omzet hingga Rp 6 juta dalam satu malam," tuturnya.
Ia mengatakan dalam berjualan dirinya tidak ada resep khusus hanya kejujuran yang ia pengang teguh dan tidak aji mumpung saat musim liburan datang.
"Harga saat liburan dan hari biasa tetap tidak berubah satu porsinya Rp 13 ribu. Banyak pedagang nakal yang menaikkan harga saat liburan bahkan ada juga yang memberikan harga berdasarkan kendaraan yang digunakan pelanggan. Misalkan jika pelanggan menggunakan mobil harganya ditinggikan,"bebernya.
Baca: Bakmi Karet dan Bakso Domba, Menu Unik Baru dari Ronalee Resto
Tidak hanya menjual bakmi jawa saja tetapi Pur juga menerima pesanan gerobak untuk menjual bakmi jawa yang ia patok harganya sebesar Rp 4 juta satu gerobaknya.
Ia dibantu sang adik dalam pembuatan gerobak bakmi jawa.
Sementara itu kepala desa Piyaman Tugino mengatakan memang desanya terkenal dengan bakmi jawanya hingga membuatnya tergerak untuk menjadikan bakmi jawa sebagai ikon Badan Usaha Milik Desa (BUMdes).
Ia berharap dengan adanya BUMdes tidak hanya pedagang bakmi jawa saja yang untung tetapi juga pedagang bahan baku untuk bakmi jawa dapat menikmati keuntungan.
Dengan dibentuknya BUMdes maka penjual bakmi jawa tidak membeli bahan baku olahan bakmi di tempat lain tetapi membeli bahan baku tetap dari petani Desa Piyaman.
"Dengan itu ekonomi desa dapat berkembang tidak hanya penjual bakmi jawa saja yang untung tetapi juga petani yang ada disekitaran desa Piyaman juga dapat menikmati keuntungannya," terangnya.(TRIBUNJOGJA.COM)