Yogyakarta
ORI Perwakilan DIY Dapat Informasi Anak Guru Daftar Sekolah Pakai SKTM
ORI Perwakilan DIY telah menerima lagi dua masukan perihal dugaan manipulasi data SKTM untuk keperluan PPDB.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpra) DIY perlu mencermati serius kemungkinan adanya tindakan sabotase Surat Keterangan Tak Mampu (SKTM) oleh warga dari kalangan ekonomi mapan.
Terutama SKTM untuk keperluan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018.
Baca: Dinsos Kota Jogja Tidak Sembarangan Terbitkan SKTM untuk PPDB
Ombudsman RI (ORI) Perwakilan DIY mendorong Disdikpora DIY maupun dinas pendidikan kabupaten / kota merealisasikan verifikasi faktual secara masif melalui jajarannya, yaki sekolah-sekolah se-DIY.
Kepala ORI Perwakilan DIY, Budhi Masthuri menjelaskan, telah menerima lagi dua masukan perihal dugaan manipulasi data SKTM untuk keperluan PPDB.
Pertama, masih bersifat informasi.
Kedua, sudah bersifat laporan.
Informasi manipulasi data SKTM untuk keperluan PPDB yang diterima ORI Perwakilan DIY tersebut terjadi di wilayah kabupaten.
Informasinya, ada anak, dimana ayahnya pensiunan pegawai bank dan ibunya guru, mendaftar ke SMA Negeri pakai SKTM.
"Informasi yang kami terima itu masih bersifat umum. Ini masih mau kta telusur. Dia masuk melalui jalur SKTM. Dan SKTM itu diperoleh dari desa tetangga, karena di desanya sendiri saat diminta tidak mau kasih," katanya, Jumat (13/7/2018).
Akan tetepi, menurut Budhi, informasi awal dari masyarakat tersebut belum bisa dimasukkan sebagai laporan.
Karenanya, ia menyarankan kepada mereka yang mengetahui kejadian itu, agar memasukkan laporan melalui Sekretariat Bersama (Setber) Pos Pengaduan PPDB DIY 2018.
"Itu kan masih umum sekali informasinya. Belum menyebutkan nama siswanya. Memang, sekolahnya disebutkan, tapi kita belum bisa menyampaikan," ucapnya.
Sementara itu, kasus lain yang bersifat laporan sudah ditindak lanjuti ORI Perwakilan DIY.
Hasil pantauan lapangan atas laporan itu adalah pemakai SKTM tidak meyakinkan masuk kategori keluarga miskin .
Baca: Disdikpora DIY Minta Sekolah Verifikasi SKTM
"Dari bentuk rumahnya, relatif bagus. Kemudian, lantainya tidak tanah. Kalau kategori miskin penerima KMS (Kartu Menuju Sejahtera) itu kan lantainya tanah, lalu tidak punya kendaraan. Makanya kami menyatakan itu tidak cukup meyakinkan," cetusnya.
ORI Perwakilan DIY pun belum mau menyimpulkan kalau mereka berasal dari keluarga mampu.
Sebab, untuk kesimulan itu, ORI Perwakilan DIY harus tahu penghasilannya berapa dan sebagainya.
"Disdikpora DIY perlu menelusuri," ujarnya.
Sesuai hasil rapat bersama pada beberapa hari silam, kata dia, Disdikpora DIY sudah menyatakan komitmennya, untuk melaksanakan saran dari Setber Pos Pengaduan PPDB 2018.
Disdikpora DIY harus melakukan visiting, atau verifikasi faktual di lapangan melalui jajarannya.
"Kondisi rumahnya seperti apa, lalu penghaslian, atau ekonomi orang tuanya bagaimana, itu yang masih kita tunggu, seperti apa progresnya," jelasnya.
Budhi mengungkapkan, nantinya, tugas untuk melakukan verifikasi faktual akan diserahkan dari Disdikpora DIY, kepada masing-masing sekolah.
Baca: Pengguna SKTM Palsu di Gunungkidul Terancam Dicoret dari Sekolah
Sebab, jika semua di-handle oleh dinas, dikhawatirkan waktu yang tersedia tidak mencukupi.
"Kalau dibebankan kepada dinas, ya cukup berat, karena ada 1600an yang pakai jalur SKTM, sementara waktunya terbilang pendek. Selanjutnya, tergantung hasil verifikasi itu, dinas yang punya kewenangan," pungkasnya. (*)