Bandara NYIA Kulonprogo
Debu Proyek Bandara NYIA Kulonprogo Terpa Pemukiman Warga
Warga Pedukuhan Nglawang, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon mengeluhkan terpaan debu dari proyek pembangunan Bandara NYIA.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Warga Pedukuhan Nglawang, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon mengeluhkan terpaan debu dari proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Debu beterbangan ke kawasan perumahan warga di luar pagar lahan pembangunan dan mengotori lingkungan hingga mengganggu kesehatan.
Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak lebih dari dua bulan belakangan ini semenjak kian kencangnya progres pembangunan tersebut.
Baca: AP 1 Berikan 3 Pilihan pada Warga yang Tergusur Proyek NYIA
Debu beterbangan setiap harinya dan menerpa kawasan pemukiman warga yang berbatasan langsung dengan pagar lahan pembangunan sisi barat laut itu.
Rumah warga pun menjadi kotor meski sudah dibersihkan berulang kali.
Parahnya, terpaan debu tidak hanya terjadi pada siang hari melainkan juga malam hari seiring aktivitas pekerjaan di lapangan.
Warga mengeluhkan tidak bisa beristirahat dengan nyaman karena bising dan polusi debu hingga mengganggu aktivitas kesehariannya.
Beberapa warung milik warga tak bisa berjualan karena debu terlalu sering menerpa.
Lama-kelamaan, warga juga mulai merasakan gangguan kesehatan seperti batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, flu, dan iritasi mata.
"Saya dua hari ngga bisa bicara karena batuk, tenggorokan sakit. Debunya cukup banyak dan bahkan masuk mengotori seisi rumah meski lubang ventilasi udara sudah ditutup plastik mulsa," jelas seorang warga Nglawang, Widiarso (43) saat mengadukan permasalahan itu di Help Desk NYIA bersama sejumlah warga lainnya, Senin (9/7/2018).
Baca: Proyek Bandara NYIA, Nilai Investasi di Kulonprogo Melejit Sebesar Rp4 Triliun
Informasi dihimpun, ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) di Jangkaran yang terdampak paparan debu tersebut.
Yakni warga dari Pedukuhan Nglawang, Kledekan Kidul, Kledekan Lor, dan Jangkaran.
Setiap harinya warga dari beberapa pedukuhan itu tak bisa optimal bekerja di lahan pertanian dan terganggu kesehatannya karena terus terpapar debu.
Saking tebalnya debu yang menerpa, beberapa warga yang memiliki anak kecil terpaksa mengungsikannya ke rumah kerabat saat siang hari supaya tidak terganggu.
Warga memang mengkhawatirkan kondisi anaknya yang cenderung lebih rentan terganggu kesehatannya karena menghirup debu.