Bandara NYIA Kulonprogo
Pembersihan Lahan Dilanjutkan, AP I Siap Bantu Pindahan
Warga yang masih bertahan kembali diminta untuk segera keluar dari lahan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) tersebut.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
Jika warga membutuhkan bantuan untuk pindahan, pihaknya siap membantu transportasi untuk angkut barang maupun rumah sewa gratis bagi warga yang belum punya hunian lain.
Warga juga diminta segera mencairkan kompensasi pembebasan lahan yang dititipkan di pengadilan untuk hal lebih bermanfaat.
Informasi dimilikinya, dari sekitar 32 rumah yang masih berdiri, beberapa warga penolak bandara itu sudah memiliki hunian lain yang bisa ditempati.
Bahkan, beberapa rumah diketahui perabotannya yang sudah dipindahkan ke tempat lain.
Maka itu, mereka menurutnya sudah bisa pindah untuk menata kembali hidupnya.
Hanya 5-10 rumah saja yang warganya benar-benar tidak punya hunian lain.
"Penggantian (dana kompensasi pembebasan lahan) kan sudah bagus. Kalau mereka menaati kebijakan sejak awal pasti bagus. Tidak ada program pemerintah yang menyengsarakan rakyat melainkan membuat kehidupan lebih baik. Kalau tetap bertahan di sini pasti tidak nyaman," kata Sujiastono.
Hal serupa juga disampaikan oleh Maryoto, kakak kandung dari warga penolak di Sidorejo yakni Ponirah dan Ponijah.
Diakuinya, sang adik sebetulnya sudah membikin rumah lain di luar lahan pembangunan bandara.
Ponirah membuat rumah baru di atas lahan warisan mertuanya di wilayah Pedukuhan Bapangan (Glagah) dan Ponijah membikin rumah di wilayah Karangwuni (Wates) dengan uang ganti rugi pembebasan lahan tambak udang.
"Ponirah kalau malam juga menginap di tempat yang baru," ujar Maryoto.
Diakuinya, dirinya memang berbeda pendapat dengan kedua adiknya terkait proyek bandara itu.
Dia mengaku sudah berulang kali membujuk mereka untuk segera pindah namun hal itu bukan hal mudah.
Sikap keras kedua adiknya dalam menolak pembangunan bandara cukup kuat sehingga semua bujukan seringkali tak mempan.
"Hubungan kami tetap baik saja. Tapi ini soal pilihan dan beda pendapat, ya jalan masing-masing saja,' kata Maryoto.(*)