Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau yang Membuat Dunia Gelap dan Memisahkan Jawa-Sumatera
Gunung Anak Krakatau mulai muncul pada 1927, dari kawasan kaldera purba Krakatau.
Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
Seperti TribunJogja.com kutip dari Geomagz Geologi ESDM, letusan puncaknya terjadi selama 34 jam.
200 km3 material vulkanik seperti debu halus, pasir, kerikil, hingga bom dilontarkan ke stratosfer, sehingga menutupi sinar matahari,
Dunia menjadi gelap akibat letusan Krakatau kuno ini.
Suhu udara di Khatulistiwa juga dilaporkan turun 10C.
Terlalu banyaknya material yang dimuntahkan membuat tubuh gunung tersebut ambruk, menghasilkan kaldera 40 km x 60 km dan membentuk Selat Sunda, sehingga memisahkan Jawa dan Sumatera.
Seorang bishop Suriah, John dari Efesus, menulis sebuah chronicle di antara tahun 535 – 536 M.
“Ada tanda-tanda dari Matahari, tanda-tanda yang belum pernah dilihat atau dilaporkan sebelumnya. Matahari menjadi gelap, dan kegelapannya berlangsung selama 18 bulan. Setiap harinya hanya terlihat selama empat jam, itu pun samar-samar. Setiap orang mengatakan bahwa Matahari tak akan pernah mendapatkan terangnya lagi," demikian tertulis di chronicle tersebut.
Dokumen lainnya dari Dinasti Cina mencatat: ”suara guntur yang sangat keras terdengar ribuan mil jauhnya ke barat daya Cina”. (*)