Aktivitas Merapi
Status Merapi Masih Aman untuk Aktivitas Radius 2 Kilometer
Meskipun sempat terjadi 2 kali aktivitas Gunung Merapi pada hari yang bersamaan, namun status Gunung Merapi masih dikategorikan normal.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Siti Umaiyah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Berkenaan dengan adanya 2 kali aktivitas Freatik Gunung Merapi pada Senin 21 Mei 2018 pukul 01.25 dan 09.38 WIB, sejauh ini masyarakat masih boleh beraktivitas seperti biasanya.
Hal tersebut dikatakan oleh Agus Budi, selaku Kasi Gunung Merapi, dari BPPTKG.
Baca : Merapi Kembali Alami Letusan Freatik, Semburkan Asap 700 Meter
Agus mengatakan, meskipun sempat terjadi 2 kali aktivitas Gunung Merapi pada hari yang bersamaan, namun status Gunung Merapi masih dikategorikan normal.
Bagi masyarakat yang ingin melakukan aktivitas juga masih diperbolehkan, asal lebih dari Radius 2 kilometer.
"Mengenai aktivitas yang terjadi pada pukul 09.38 itu masih sama dengan yang terjadi pada dini hari. Tapi sedikit lebih tinggi asapnya. Kalau durasinya lebih pendek," terangnya.
Baca: BPPTKG Belum Dapatkan Tanda-tanda Kemungkinan Erupsi Magmatik Gunung Merapi
Mengenai durasi, Agus mengungkapkan jika dini hari terjadi cukup lama yakni 19 menit, namun pada pagi harinya hanya terjadi sekitar 6 menit.
"Meskipun yang pagi hanya 6 menit, namun ketinggiannya mencapai 1200 meter. Yang dini hari hanya 700 meter. Untuk getaran dan suara tidak terdengar dari pos-pos pengamatan kita yang memiliki radius 7 kilometer," terangnya.
Berkaitan dengan adanya abu vulkanik yang turun, Agus mengimbau agar masyarakat tetap waspada, dan menggunakan masker jika melakukan aktivitas.
"Abunya sampai jarak 15 kilo ke arah barat. Himbauan untuk masyarakat untuk antisipasi abu vulkanik saja, jika diluar menggunakan masker. Kemudian berhati-hati di jalan agar tidak terpeleset, karena abu kan licin," terangnya.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak panik, agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan.
Baca: Pasca-Letusan Freatik Merapi, Obyek Wisata Bunker Kaliadem Sleman Terpantau Sepi
Mas Bekel Anom Suraksosihono atau Asih selaku Juru Kunci Gunung Merapi yang juga putra ke 4 Mbah Maridjan mengatakan jika masyarakat sekitar masih beraktivitas secara normal seperti hari-hari biasanya.
Tidak ada yang takut dan berlarian ketika mengetahui adanya aktivitas Gunung Merapi.
"Tahun ini terjadi 3 kali, statusnya juga masih normal. Untuk wisata juga masih diperbolehkan, kebetulan yang tadi malam saya juga ada di rumah. Kondisi sampai saat ini baik. Abu juga tidak turun di tempat saya, kalau di Kinahrejo mungkin iya, saya belum pantau," jelasnya.
Mas Asih mengatakan, aktivitas yang terjadi pada hari ini lebih kecil dibandingkan dengan tanggal 11 Mei 2018 lalu. Mas Asih mengimbau agar warga jangan sampai panik dan terus waspada.
"Rumah saya yang ada di Pelemsari juga tidak terkena abu. Mungkin Kinahrejo iya, ini saya belum naik kesana. Namun secara umum kondusif dan normal.
Namun, warga juga harus waspada dan tetap memantau walaupun dengan menggunakan mata telanjang. Jangan lengah mudah-mudahan tidak ada apa-apa," ungkapnya.
Baca: Erupsi Freatik 2 Kali dalam Sehari, BPBD DIY Imbau Para Pendaki Tak Lakukan Camping di Atas Merapi
Heri Suprapto selaku Kepala Desa Kepuharjo, mengatakan jika dirinya sempat memantau ke Bungker Kaliadem.
Disana masyarakat juga masih beraktivitas seperti biasanya.
"Saya tadi ke Kaliadem, sampai saat ini saya tetap memantau. Aktivitas masyarakat juga tetap seperti biasanya, lancar-lancar saja. Abu juga tidak turun sama sekali disini," terangnya.
Mengenai wisata, Heri mengatakan jika pelaku wisata juga masih diperbolehkan untuk tetap buka. Asalkan lebih dari Radius 2 kilometer.
"Warga saya yang kan jarak rumahnya lebih dari 5 kilometer. Kalau untuk wisata masih boleh. Lebih dari 3 kilo kan tidak bahaya. Wisata juga tetap jalan. Berbeda dengan tanggal 11 kemarin yang sempat tutup selama 1 hari," jelasnya.
Heri juga mengatakan, jika semua perangkat desanya saat ini sudah dibekali dengan Handy Talky (HT) yang sewaktu-waktu bisa dihubungi dengan mudah.
"Jangan panik, tiap RT disana sudah pegang HT, sewaktu-waktu bisa untuk dihubungi. Mereka juga selalu kontak dengan pos pantau di Kaliurang," jelasnya.
Baca: Terkait Erupsi Freatik Merapi, Ini Penjelasan Ahli
Menanggapi mengenai aktivitas tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan jika warga masyarakat harus senantiasa waspada dan siaga.
"Yang penting masyarakat waspada dan jangan lengah. Merapi itu kan suatu saat juga akan melakukan aktivitasnya. Terkadang juga mengejutkan dan tidak ada tanda-tanda, itu sudah beberapa kali terjadi," ungkapnya.
Bupati juga mengatakan jika BPBD Kabupaten Sleman juga selalu on call dan siaga 24 jam.
"Jika suatu saat ada kejadian BPBD berupaya untuk merapat di manapun itu. Namun disamping BPBD siap, masyarakat juga harus lebih siaga. Dengan kebersamaan itulah kita akan bisa menghadapi. Tidak hanya erupsi, namun bencana-bencana yang lain," terangnya. (TRIBUNJOGJA.COM)