Aktivitas Merapi
Terkait Erupsi Freatik Merapi, Ini Penjelasan Ahli
Meski Merapi mengeluarkan erupsi freatik, pihaknya memastikan hingga saat ini tidak ada tanda-tanda akan terjadi erupsi magmatik atau keluarnya magma
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pada Senin (21/5/2018) Gunung merapi kembali mengeluarkan erupsi freatik.
Hingga berita ini ditayangkan, terjadi dua kali erupsi freatik Merapi.
Pertama, pada pukul 1.25 WIB, letusan berlangsung selama 19 menit dengan tinggi kolom 700 menit.
Letusan susulan terjadi pada 9.38 WIB dengan tinggi kolom letusan 1,200 meter dan berlangsung selama 6 menit.
Terkait dengan erupsi freatik yang kembali terjadi, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan erupsi freatik disebabkan oleh kontak antara uap air dengan magma panas.
Baca: Erupsi Merapi Tak Berdampak di Magelang, Masyarakat Tetap Siap Siaga
"Mekanismenya erupsi freatik disebabkan adanya kontak panas dengan uap air," jelas Hanik yang dihubungi KOMPAS.com lewat sambungan telepon, Senin (21/6/2018).
Air sendiri tidak selalu berasal dari luar gunung merapi.
Apalagi mengingat beberapa hari ini tidak terjadi hujan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
"Air tidak harus dari luar, artinya ada kantung air yang di dalam (Merapi). Kemarin memang ada hujan sedikit, tapi tidak pengaruh," sambungnya.
Sejarah Erupsi Freatik
Hanik menjelaskan, erupsi freatik merupakan salah satu karakter dari Gunung Merapi.
Di mana setelah terjadi erupsi besar akan terjadi erupsi freatik beberapa kali.
Baca : Merapi Kembali Alami Letusan Freatik, Semburkan Asap 700 Meter
Saat Merapi melakukan erupsi besar, seperti erupsi 1872, 1930, dan sebagainya, beberapa tahun kemudian Merapi akan mengeluarkan erupsi freatik seperti saat ini.
"Ada kemungkinan mengarah ke (erupsi) magmatik, tetapi ya, tetapi sampai saat ini tanda-tanda untuk aktivitas magmatik belum ada," tegasnya.