Pos Polisi UIN Dibakar
Kapolda DIY: Aksi di UIN Tidak Berizin
Jalan-jalan, serta baliho komersil bertulisan kalimat umpatan kepada Pemerintah bertebaran disekitar simpang tiga kampus UIN.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
Karena kendaraannya tidak bisa bergerak, akhirnya dia bersama warga lain memutuskan untuk mengamati pendemo yang lama kelamaan menjadi anarkis.
“Saya sebagai warga tidak terima Pemerintahan diumpat-umpat. Sampai dengan Presiden juga. Mereka meneriaki untuk menolak NYIA, tidak ada pembahasan mengenai May Day. Saya amati terus, eh malah mereka melempar bom ke arah pos polisi, kita kejarlah para pelaku. Kita tidak terima,” ungkapnya
Karena tahu warga mulai mengejar, para oknum yang sengaja melempar bom molotov pun berlarian.
Ada yang menuju arah kampus, ada pula yang turun ke bawah jembatan sungai Gajah Wong untuk menghindari kemarahan warga.
Selain mengejar, beberapa warga lain juga turut mengamankan pos beserta motor polisi yang dilempar bom molotov oleh pendemo.
Baca: Arus Lalu Lintas di Sekitar Simpang Tiga UIN Sunan Kalijaga Sempat Alami Kemacetan Parah
Sejak saat itu, Iyos turut berjaga bersama warga-warga lainnya sampai banyak polisi yang berdatangan dan menyisir semua area sekitar tempat Demo.
Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri mengatakan sebelum penyisiran, sudah diamankan sejumlah 6 orang yang diduga oknum dari pelemparan maupun provokasi.
“Sudah ada 6 oknum yang diduga melepaskan bom (molotov, red) maupun yang membuat onar kita amankan, jumlah pendemo sekitaran 200 orang,” terangnya.
Kapolda juga menerangkan, aksi yang dilakukan tersebut tidak ada hubungannya dengan Hari Buruh.
Tuntutan terhadap NYIA lah yang diperlihatkan oleh para pendemo.
Baca: Pos Polisi UIN Dibakar Massa, Polisi Tangkap 6 Orang yang Diduga Sebagai Provokator
Mengenai gabungan dari organisasi mana saja, Kapolda mengatakan masih dilakukan penyelidikan.
Hal tersebut dikarenakan sebelumnya para pendemo tidaklah mengirim surat pemberitahuan untuk menggelar aksi.
“Aksi tersebut tidak berizin. Sejauh ini kita masih melakukan penyisiran dan pengamanan kepada para oknum,” terangnya.
Mengenai kericuhan, Kapolda mengatakan jika sebelumnya terdapat provokasi yang menyebabkan petugas kepolisian harus turun tangan. (TRIBUNJOGJA.COM)