Ujian Nasional 2018
Menderita Low Vision Sejak Lahir, Siswa Kulonprogo Ini Kerjakan Soal UNBK dengan Pensil
Karena keterbatasan penglihatannya, ia memang harus membaca soal ujian dalam jarak cukup dekat.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah di Kulonprogo, Senin (23/4/2018) diikuti dua siswa penyandang low vision (daya penglihatan rendah).
Keduanya tidak mengerjakan ujian berbasis komputer melainkan dengan kertas dan pensil (UNKP).
Siswa low vision itu berasal dari SMP Muhammadiyah 2 Lendah dan SMP Tamansiswa Nanggulan.
Adapun pada pelaksanaannya, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk SMP Muhammadiyah 2 Lendah harus menumpang di SMK Muhammadiyah 1 Lendah.
Ujian itu diikuti siswa penyandang low vision bernama Irma Ismiati (15), warga Tuksono, Kecamatan Sentolo.
Pada hari pertama ujian dengan mata uji Bahasa Indonesia, Irma mengaku tak menemui kendala berarti.
Hanya saja, beberapa soal ujian memiliki tulisan cukup banyak, terutama soal bercerita sehingga dirinya harus ekstra fokus untuk dapat mengerjakannya.
Karena keterbatasan penglihatannya, ia memang harus membaca soal ujian dalam jarak cukup dekat dan banyaknya kalimat dalam soal sedikit banyak membuat dirinya sedikit kesulitan.
Ia juga harus benar-benar cermat melingkari jawaban dengan pensil.
"Soalnya sulit tapi masih bisa dibaca. Hari ini tidak banyak kendala. Tapi mungkin nanti kalau Matematika lebih susah lagi, banyak rumusnya," kata Irma.
Pada hari ujian, dirinya dan kawan-kawan datang berombongan ke lokasi ujian menggunakan dua buah mobil.
Untuk bersekolah, Irma biasanya bersepeda menempuh jarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya dan seringkali diantar oleh orangtuanya yang berprofesi sebagai petani.
Hal ini lantaran pandangannya cenderung buram jika harus memandang jarak jauh.
Bungsu tiga bersaudara dari pasangan Tujiran dan Ngatinem ini menyandang low vision sejak lahir.
Kakak pertamanya juga mengalami hal serupa.
"Saya ingin meneruskan sekolah di pesantren. Belum tahu di mana, nanti cari bareng orangtua," katanya.
Sekretaris Pelaksana UNBK SMK Muhammadiyah 1 Lendah, Moh Ichsanudin Zuhri mengatakan ada tiga sekolah yang menumpang UN di sekolahnya dalam dua sesi ujian.
Yakni SMP Muhammadiyah 1 Lendah (16 siswa) dan SMP Al Manar Galut (12 siswa) di sesi pertama serta SMP Muhammadiyah 2 Lendah (26 siswa) di sesi kedua.
Untuk siswa berkebutuhan khusus, meski digabung dalam kelas yang sama dengan peserta UNBK lainnya, soal ujian tidak dikerjakan di komputer.
Pasalnya, siswa bersangkutan kesulitan dan kesakitan menatap layar komputer untuk membaca soal karena daya penglihatannya rendah.
Maka itu, soal ujian akhirnya dicetak dan dikerjakan secara manual oleh siswa.
"Cara ini sudah kami konsultasikan dengan panitia tingkat Kabupaten dan Disdikpora. Nantinya, lembar jawaban akan diunggah melalui server sekolah asal siswa," kata Zuhri.
Pengawas ujian juga telah diberi briefing terkait kondisi siswa berkebutuhan khusus tersebut.
Dengan harapan, jika ada permasalahan selama ujian, teknis penyelesaiannya dibedakan dari siswa lain dan diberi perlakuan khusus.
Guru BK SMP Muhammadiyah 2 Lendah, Endah Budi Riyanti mengatakan bahwa siswanya yang menyandang low vision masih mampu membaca tulisan di kertas meskipun harus dalam jarak baca antara mata dan kertas soal sangat dekat.
Pihaknya sudah mengonsultasikan kondisi siswa tersebut dengan Disdikpora lalu disarankan untuk UNKP.
Disebutkan, Irma termasuk siswa yang berprestasi dan seringkali menempati ranking 10 besar di sekolah.
Pada kegiatan belajar reguler, siswa tersebut sering tidak bisa melihat papan tulis sehingga membutuhkan bantuan salinan materi maupun dibantu guru dan temannya dalam membaca materi ajar.
"Sekolah kami bukan inklusi jadi siswa low vision juga bergabung dalam kelas yang sama dengan lainnya saat pelajaran. Tapi selama ini Irma cukup berprestasi bahkan di atas rata-rata siswa lainnya," kata Endah.
Data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, UNBK pada 2018 ini diikuti 5.954 siswa dari 77 SMP/Madrasah Tsanawiyah.
Sebanyak 31 sekolah dengan 3.117 siswa melaksanakan UNBK secara mandiri sedangkan 46 sekolah dengan 2.837 siswa menumpang di sekolah lain yang fasilitas komputernya memadai.(*)