Lipsus Pengembang Siasati Amdal
Warga Terban Khawatir Proyek Apartemen Punahkan 8 Mata Air
Warga takut pembangunan apartemen itu membuat nadi aliran air menuju delapan titik belik atau sumber air bagi ratusan warga terputus.
Penulis: sis | Editor: Gaya Lufityanti
Satu di antaranya karena khawatir sumber air bagi sebagian warga Terban dan Jetis akan lenyap.
Selain itu, di wilayah Terban, aliran air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari terbilang kurang.
"Jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore airnya hanya netes. Padahal 1 orang butuh 144 liter, kalau ada apartemen butuh berapa ribu liter. Apa mungkin mencukupi," tanyanya.
Sebab lainnya, pembangunan apartemen yang tingginya puluhan meter itu bakal menghasilkan turbulensi udara yang tidak sehat.
"Tempat kami ini lembah. Kelakon cendek umure kalau ada apartemen berdiri," katanya.
Penolakan serupa dilontarkan sejumlah warga RT 01 Terban.
Senada dengan Arif, Badrowi mengecam keras rencana pendirian apartemen tersebut.
Sebabnya, bila pembangunan apartemen terlaksana, nantinya akan banyak pendatang yang hilir mudik melewati kampung Terban.
Badrowi mempertanyakan, apakah nantinya para pendatang itu mau diajak hidup bersama, bergaul dengan warga sekitar.
"Membuat kampung itu tidak mudah. Ketika ada pendatang yang berbeda latar belakang, kita tahu mereka pasti orang-orang sibuk. Apa bisa mereka diajak kumpul bareng, kerja bakti, arisan, dan sebagainya. Apa mungkin mereka turun ke kampung," jelasnya.
"Kalau saya kok pesimistis. You, you, gue, gue," tambah Badrowi menegaskan. (*)
