5 Fakta Mengejutkan Seputar 'Pi', Begini Lho Sejarahnya Hingga Ada 'Bahasa Pi'
Dalam perayaan Hari Pi, Google memasang Doodle berupa gambar sebuah kue pie yang nampak lezat.
Penulis: Hanin Fitria | Editor: Muhammad Fatoni
Seorang kutu buku sastra telah menemukan sebuah dialek yang dikenal sebagai Pilish.
Pillish merupakan sebuah dialek di mana jumlah huruf dalam kata-kata berturut-turut sesuai dengan digit pi.
Misalnya, Mike Keith menulis buku "Not A Wake" (Vinculum Press, 2010) seluruhnya di Pilish:
Sekarang saya jatuh, seorang suburbian lelah yang cair di bawah pepohonan,
Melayang bersama hutan yang mendidih merah di senja di Eropa.
("Sekarang" memiliki tiga huruf, "Saya" memiliki satu huruf, "jatuh" memiliki empat huruf, dan seterusnya.)
3. Perhitungan Pi Dengan Cara Kuno
Mereka yang berharap untuk menghitung pi dengan menggunakan teknik kuno dapat menyelesaikan tugas menggunakan penggaris, kaleng dan seutas tali, atau busur derajat dan pensil.
Kelemahan dari metode kaleng adalah bahwa ia memerlukan kaleng yang benar-benar bulat, dan keakuratannya dibatasi oleh seberapa baik seseorang dapat mengulang lingkaran di sekeliling kelilingnya.
Demikian pula, menggambar lingkaran dengan busur derajat dan kemudian mengukur diameter atau radiusnya dengan penggaris melibatkan cukup banyak ketangkasan dan presisi.
Pilihan yang lebih tepat adalah menggunakan geometri.
Memecah lingkaran menjadi beberapa segmen (seperti delapan atau 10 irisan pizza).
Kemudian, hitung panjang garis lurus yang akan mengubah irisan menjadi segitiga sama kaki, yang memiliki dua sisi dengan panjang yang sama.
Menambahkan semua sisi menghasilkan perkiraan kasar untuk pi.
Semakin banyak irisan yang Anda buat, semakin akurat perkiraan pi.
4. Sejarah Pi