Lipsus Terminal Giwangan
Terminal Giwangan Semakin Tak Terawat
Kondisi tak terawat, kotor, dan kesan jorok harus dirasakan penumpang saat singgah ke Terminal Giwangan.
Penulis: sis | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kondisi tak terawat, kotor, dan kesan jorok harus dirasakan penumpang saat singgah ke Terminal Giwangan.
Pengalaman itu pun diakui oleh Bambang, penumpang jurusan Jakarta Yogya, saat tiba di Terminal Giwangan, Selasa (20/2/2018) siang.
Kondisi capek setelah menempuh perjalanan jauh menjadi semakin terasa manakala tiba di terminal yang sama sekali tak nyaman untuk penumpang.
Niat ingin istirahat sebentar setelah perjalanan jauh untuk sekadar minum atau meluruskan badan ia batalkan ketika melihat suasana terminal yang menurutnya sangat tak layak.
"Panas, kotor dan jorok," kata Bambang, Selasa siang.
Kekecewaan itu sudah mulai ia rasakan ketika berjalan menuju peron di lantai atas terminal.
Pemandangan ia temukan justru berupa fasilitas terminal yang terbengkelai dan tak terawat.
Dari pantauan Tribun Jogja, beberapa plafon bangunan terminal itu tampak berlubang, tembok terlihat usang dan berlumut, pintu masuk juga rusak.
Baca: Polisi Amankan Empat PSK yang Kerap Mangkal di Sekitar Terminal Giwangan
Bahkan saat melewati lorong-lorong terminal yang berisi kios-kios yang pintunya tampak tertutup, yang tercium adalah bau pesing yang menyeruak.
"Dari bawah naik ke atas (peron), sudah panas, jorok banget dan bau pesing. Sama sekali nggak nyaman buat penumpang. Mengecewakan," tegasnya.
Penumpang yang singgah di ruang tunggu atau berada di peron memang harus menyaksikan kondisi yang tak selayaknya ada pada fasilitas publik.
Sejumlah penumpang yang tengah menunggu bus harus melawan gerah lantaran tak ada kipas angin atau pendingin ruangan.
Suasana dan hawa di ruang tunggu penumpang pun terasa begitu panas.
Belum lagi, penumpang masih disuguhi pemandangan atap yang jebol dan kursi di ruang tunggu yang sudah kusam.
Retribusi toilet
Tidak hanya Bambang yang mengeluhkan kondisi terminal itu.
Penumpang lainnya, Yoga Priambada, juga mengeluhkan hal yang sama.
Pemuda asal Majalengka itu mengeluhkan toilet di ruang tunggu penumpang yang pesing dan tak terawat.
"Bau pesing. Nggak kerawat banget," selorohnya.
Baca: Butuh Renovasi, Status Terminal Giwangan Tunggu Respon Pemerintah Pusat
Padahal kata Yoga, ada uang retribusi yang dibebankan ketika menggunakan toilet tersebut.
Namun apa daya uang yang sudah dia keluarkan seakan tak berarti begitu mendapati kondisi toilet yang tak terawat.

"Harusnya kalau pengunjung sudah bayar itu ya harus baik juga fasilitasnya. Bukan malah seperti ini. Mengecewakan pengunjung namanya," katanya.
Memang di toilet yang letaknya tidak jauh ini dari ruang tunggu ini kondisinya memprihatinkan.
Kerak kuning kecokelatan tampak menempel di setiap dinding, baik di toilet pria maupun wanita.
Sejumlah wastafel dan keran air yang disediakan pun tak berfungsi.
Baca: Terdesak Ekonomi, Pemuda Ini Curi Ponsel Penumpang Bus di Terminal Giwangan
Penjaga toilet terminal itu, Suradi menerangkan bahwa kondisi demikian dikarenakan belum adanya dana untuk merenovasi.
Suradi mengatakan, selama bertahun-tahun belum ada biaya yang diturunkan dari pemerintah untuk merenovasi toilet tersebut.
Selain kotor dan berbau, tambah Suradi, tak jarang air yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan penumpang yang menggunakan fasilitas tersebut.
Menurutnya, bahkan pernah suatu ketika tak ada air setetes pun di toilet itu.
"Pasokan air banyak macetnya. Pernah seharian nggak ada air. Harusnya ini diperhatikan, kalau tiba-tiba air mati apa iya orang yang habis buang air/hajat dibiarkan nggak disiram kotorannya," jelasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)