Penyerangan Jemaah Gereja di Sleman
Gerak Cepat Srikandi Lintas Iman dalam Mengawal Isu Intoleransi
Slili ini juga menawarkan bantuan berupa pendampingan terhadap korban yang mengalami trauma akibat peristiwa tersebut.
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja – Siti Umaiyah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Adanya kasus penyerangan yang terjadi di Gereja Santa Lidwina membuat Organisasi Srikandi Lintas Iman (Slili) bereaksi cepat.
Hari ini, Rabu (13/2/2018) sebanyak 20 orang anggota Slili berkunjung ke Gereja Santa Lidwina guna menyampaikan bela sungkawa.
Selain itu, para Slili ini juga menawarkan bantuan berupa pendampingan terhadap korban yang mengalami trauma akibat peristiwa tersebut.
Wiwin Siti Aminah, selaku Koordinator Slili, baginya kekerasan yang menyebabkan empat orang jemaat terluka adalah sesuatu yang sangat melukai, terutama dalam konteks intoleransi.
“Dibandingkan dengan kasus yang lain yang pernah terjadi, kasus ini sangat tidak pantas, karena penyerang langsung datang ke jantung gereja manakala umat sedang beribadah,” ungkap Wiwin.
Mengenai kasus-kasus intoleren yang seringkali meresahkan, sebagai masyarakat sipil Wiwin sangat mendesak aparat dan pemerintah untuk bersikap tegas.
Baca: Kerja Bakti di Gereja Santo Lidwina Sleman Berlangsung dalam Suasana Penuh Kebersamaan
“Tegas dalam artian hukum benar-benar bisa ditegakkan, dalam konteks ini sangat jelas masuk kepada kasus kriminal, meskipun motifnya bermacam-macam,” ujar Wiwin.

Mengenai ketegasan hukum, Wiwin melihat bahwa hukum di Yogyakarta masih cukup lunak, oleh karenanya, pemerintah harus bisa membuat langkah yang berdampak pada penhentian kasus intoleransi.
“Sultan tidak cukup hanya memberikan pernyataan, tapi bagaimana beliau bisa membuat kebijakan untuk menghentikan kekerasan, tidak hanya fisik tapi juga psikologis,” tambahnya.
Sebagai masyarakat sipil, dia hanya bisa mendorong, menghimbau dan mendesak aparat untuk bisa bersikap tegas.
Di samping itu, dia bersama organisasinya akan terus berorientasi kepada dialog antar umat beragama, sebagai langkah antisipatis.
Seperti halnya, melakukan pelatihan terhadap perempuan untuk bisa mengelola konflik.
Baca: Sejumlah Ormas Lakukan Kerja Bakti Bersihkan Gereja St Lidwina Sleman