Si Kembar Candi Kedulan dan Candi Sambisari
Setelah keseluruhan bangunan candi ditampilkan, nyatalah komplek candi ini nyaris kembar dengan Candi Sambisari di sebelah barat daya Kedulan.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Candi Kedulan ditemukan pertama kali pada 24 September 1993.
Cangkul para pencari pasir dari Boyolali suatu ketika membentur benda keras di kedalaman sekitar 3 meter.
Lokasi penggalian pasir adalah tanah pelungguh Kepala Dusun Kedulan.
Benda keras itu menyembul dan bukan batu biasa karena bentuknya persegi dan terlihat sengaja dibikin.
Para penggali atas izin perangkat desa kemudian memperdalam galian, dan ternyata makin banyak batu-batu serupa.
Bahkan beberapa terlihat ornamen khusus.
Temuan dilaporkan ke kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakla Yogyakarta (sekarang BPCB).
Ekskavasi dilakukan sistematis dan makin banyak temuan menarik didapatkan.
Petunjuk candi itu bangunan Hindu segera terpapar.
Keberadaan lingga dan yoni, arca Durga, Nandiswara, Mahakala, Ganesa, dan Agastya menjadi buktinya.
Kemudian diperkuat temuan dua prasasti bernahan batu andesit yang isinya sudah bisa dibaca dan menjadi petunjuk mengapa ada bangunan suci di lokasi itu.
Kedua prasasti itu diberi nama prasasti Sumundul dan Pananggaran, sesuai nama yang tertulis sebagai judul di prasasti beraksara Pallawa atau Jawa kuno itu.
Setelah keseluruhan bangunan candi yang berantakan ditampilkan, nyatalah komplek candi ini nyaris kembar dengan Candi Sambisari di sebelah barat daya Kedulan.
Baik tata letak dan komposisi bangunan nyaris sama.
Bedanya, Candi Sambisari menghadap barat, sedangkan Kedulan pintu masuknya dari sebelah timur.