Mahasiswa Amikom yang Tewas Saat Diksar Dikenal Sebagai Sosok yang Aktif

Keluarga tidak akan membuat tuntutan hukum atas kasus yang menyebabkan Dwi Aprilianda (18) tewas ini.

Penulis: app | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Arfiansyah Panji
Sumiyati (47), menunjukkan foto mendiang anaknya Dwi Aprilianda (18) mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta yang tewas saat mengikuti pendidikan dasar (Diksar) kampus di Jembatan Babarsari. 

TRIBUNJOGJA.COM - Mendengar kabar adiknya tewas, Fandi Purnama Adi langsung bergegas dari Samarinda menuju Yogyakarta. "Saya baru sampai tadi pagi," jelasnya.

Fandi sempat mengira Dwi Aprilianda (18) tewas karena tindak kekerasan namun begitu melihat jenazah, Fandi dapat menyimpulkan tidak ada tindak kekerasan dan murni musibah.

Adiknya sendiri selama ini dikenal aktif.

Dwi sejak SMK memang sering naik gunung dari mulai ke Dieng hingga Tangkuban Prahu.

Pun begitu, ketika Fandi pulang ke Yogya, adiknya tersebut selalu mengajak sang kakak jalan-jalan ke berbagai tempat wisata.

"Tidak ada luka (di tubuh korban). Adik saya memang hobi naik gunung ke Dieng sampai Tangkuban Prahu," kisahnya.

"Namanya musibah kecapekan mungkin fisik ngk fit tuhan berkehendak lain. Kita keluarga ikhlas," timpalnya.

Fandi juga menuturkan adiknya ini juga tidak pernah memiliki riwayat penyakit berat.

Bahkan Dwi juga tidak pernah sekalipun opname di rumah sakit.

Sumiyati pun menuturkan tidak akan membuat tuntutan hukum atas kasus ini.

Ia hanya berharap kejadian ini tidak berulang.

Kampus pun diimbau lebih teliti terkait kesehatan peserta kegiatan.

"Yang lebih baik. Boleh ngadakan kegiatan lagi tapi betul-betul dicek fisik mahasiswa seperit cek darah," jelasnya.

"Luar seger tapi dalamnya kan kita tidak tahu. Cek urine juga," timpal Fandi.

Selain itu penanganan kecelakaan juga lebih baik dan siap lagi.

Ia pun mempertanyakan kenapa anaknya justru dibawa ke RS Hermina, bukan ke RS JIH yang lebih dekat dan lebih besar.

"Harusnya bawa ke JIH jangan ke Hermina. Lebih dekat dan lebih besar. Alat-alat pasti masih bagus di sana (JIH)," harapnya.

"Saya nggak nuntut apa-apa. Biar anak saya tenang," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved