Penggowes Jersey Kulit asal Bantul Ini Mengkampanyekan Anti Narkoba
Ditambahkannya, bahwa aksinya akan tetap berlanjut hingga tubuhnya sudah tak kuat mengayuh sepeda lagi.
Penulis: rid | Editor: Ari Nugroho
Baca: Warga Pantura Temukan Bendera Merah Putih Penuh Coretan Spidol
"Yang nulisi punggung tadinya istri ke-3 saya, terus sekarang yang nulisi orang-orang yang saya temui di jalan, kalau nggak ya minta tolong polisi atau tentara," ulasnya.
Dalam melakukan aksi kampanyenya tersebut tak jarang ia mendapat perlakuan negatif dari pengguna jalan raya.
Hal itu dialaminya saat gowes di Jawa Tengah dan di DIY, bahkan ia sempat terjatuh karena disenggol pengendara sepeda motor dan dicemooh pengendara yang melintas.
Menurutnya, peristiwa pertama berla gsung saat ia gowes ke Boyolali dan seketika ia dipepet beberapa pengendara sepeda motor yang memcemoohinya.
Dikatakannya pula bahwa dalam setiap gowesnya ia selalu sendiri dan menggunakan biayanya sendiri.
"Saya kalau nyepeda selalu sendiri, pas gowea di Boyolali saya dipepet orang pakai motor KLX dan disuarani 'duniane dewe-dewe, ngopo kw sok koyo ngono?' setelah itu pergi dia.
Mungkin karena punggung saya, saya tulisi 'gowes bikin sehat, miras bikin sekarat'," katanya.
Baca: Berlibur Bersama Suami, Tyas Mirasih Mohon Doa Agar Cepat Diberi Momongan
"Beberapa bulan setelah itu saya ke Semarang gowes dan disenggol motor pas diperempatan, saya jatuh pas itu dan yang nyenggol hanya ngelihatin. Ya resikonya gitu mas kalau berbuat baik kan ada saja halangannya," ujarnya.
Tak hanya itu, kejadian yang ketiga kali dialaminya saat gowes di Sleman, tepatnya daerah Krasak.
Masih kuat dalam benaknya bahwa saat itu sore hari dan beberapa anak SMA yang usai pulang sekolah memepet dirinya.
Sama seperti kejadian di Boyolali ia mendapatkan cemoohan juga.
"Yang ketiga di Sleman, tempatnya sebelum masuk Krasak itu saya dipepet motor vario sama beat, mereka bilang 'Wo asu i, pengen diamper po piye nek som ngono kuwi?' Karena takut diapa-apakan saya langsung masuk rumah warga saat itu," ujarnya lagi.
Aksi gowes tanpa bertelanjang dada untuk berkampanye anti narkoba juga mendapat perhatian dari Pihak BNNP DIY, bahkan Bilal ditantang oleh Kepala BNNP DIY saat itu yakni, Brigjen Pol Mardi Rukmianto yang menantangnya untuk gowes ke Jakarta tepat ketika 17 Agustus 2017 dengan membawa misi kampanye anti narkoba.
Baca: Tim Gabungan BNN dan BNNP Jateng Tangkap Kepala Rutan Purworejo
Bukannya menolak, Bilal langsung menyanggupinya dan berangkat ke Jakarta pada anggal 13 Agustus 2017 bersama tiga orang rekannya.
Sama seperti sebelumnya, Bilal berangkat tanpa mengenakan kaus dan punggungnya bertuliskan pesan anti narkoba.
"Karena saya sering ikut gowes sama BNNP, saya ditantang gowes ke Jakarta dengan target tanggal 17 Agustus sampai sana, akan dikasih referensi juga. Jadi saya mengajukan cuti dan berangkat saat itu sama 2 teman saya," katanya.
Ditambahkannya, bahwa aksinya akan tetap berlanjut hingga tubuhnya sudah tak kuat mengayuh sepeda lagi.
Menurutnya, ia melakukan hal tersebut semata-mata untuk menebar pesan kebaikan dan sama sekali bukan karena mencari popularitas atau dukungan pihak lain.
"Saya tetap mau gowes dan kampanye anti narkoba tanpa pakai kaus, ini akan saya lakukan selama diberi kekuatan dan ketahanan fisik. Karena niatnya gowes agar sehat dan menebar kebaiakan, kalau ada yang nggak suka ya risiko yang harus dilalui kan namanya hidup ada yang suka ada yang nggak mas tinggal gimana kita menjalaninya saja," ujarnya.
"Saya juga bukan karena ingin terkenal lakukan kampanye ini, banyak yang omong saya cari perhatian dan bantuan. Saya memang bukan orang berada tapi saya nggak pernah minta, mending memberi daripada minta," ulasnya.
Pada 15 Februari 2018, Bilal sudah memiliki agenda gowes ke Malang bersama temannya serta perangkat Desa Condongcatur, Sleman.
Hal itu terkait undangan kampanye anti narkoba dari BNNP DIY dan Pemerintah Kabupaten Sleman.(TRIBUNJOGJA.COM)
