4 Peluru Tewaskan Anjing Liar Pemangsa Ternak di Purwobinangun
Pemburu gabungan tersebut biasanya memburu celeng, namun karena hewan liar di desanya semakin meresahkan kemudian warga lantas memanggil mereka.
Penulis: app | Editor: Gaya Lufityanti
Bukan tanpa alasan, berdasarkan keterangan pemburu Ngadimin menjelaskan anjing liar tidak bisa dibunuh hanya dengan sekali tembak.
Hal tersebut cukup wajar secara fisik anjing liar tersebut jauh lebih kekar dibandingkan dengan anjing pada umumnya.
Selain itu, ukuran anjing liar juga lebih besar dari anak kambing.
Moncongnya lebih maju, dan yang paling berbahaya hewan tersebut memilliki taring yang amat runcing.
Sehingga tak mengherankan kambing warga banyak terkoyak-koyak tubuhnya.
"Bentuknya besar terlihat lebih berotot. Ukuran lebih besar dari anakan kambing," jelasnya.
"Warna anjing hitam kecoklatan. Moncong lebih maju, taring lebih runcing," bebernya.
Lanjutnya, anjing-anjing liar tersebut biasanya terlebih dahulu melukai leher mangsanya.
Baru setelah itu mulai memakan tubuh kambing.
Namun, sebelum menghabiskan buruannya tersebut, warga sudah berhasil memergokinya.
Di Kelompok Ternak Ngudi Makmur sendiri tercatat lima kambing mati di mangsa hewan tersebut.
Jika ditotal satu Desa Purwobinangun ada sepuluh kambing yang mati.
Belum lagi ditambah desa lain seperti Candibinangun, maka total jumlah bisa mencapai belasan atau sekitar 15 ekor kambing.
"Kelompok kita kambingnya mati lima. Total di kandang ada 50an kambing yang harus kami jaga," sebutnya.
"Direncanakan pemburu akan berjaga sampai 10 hari ke depan," sambungnya.
Sementara itu, setelah kejadian tersebut Puskeswan Pakem sempat mendatangi lokasi kejadian dan membawa kepala anjing liar tersebut.
"Kalau yang di Candibinangun belum tahu hewan apa. Kalau sini sudah terbukti anjing liar," pungkasnya. (*)
