4 Peluru Tewaskan Anjing Liar Pemangsa Ternak di Purwobinangun
Pemburu gabungan tersebut biasanya memburu celeng, namun karena hewan liar di desanya semakin meresahkan kemudian warga lantas memanggil mereka.
Penulis: app | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Warga Dusun Cepet, Purwobinangun, Pakem dapat sedikit bernapas lega.
Pasalnya serangan hewan buas yang melukai dan memangsa ternak kambing warga sejak Desember lalu, dapat dibunuh Kamis (18/1/2018) dini hari tadi.
Hewan buas tersebut diketahui merupakan anjing liar.
Jumlahnya diperkirakan mencapai empat sampai enam ekor.
Namun baru satu ekor saja yang tertembak mati, itu pun harus menggunakan empat peluru senapan angin milik pemburu.
Pemburu gabungan yang berasal dari Yogyakarta tersebut memang sengaja diundang oleh warga.
Berjumlah 10 orang, pemburu tersebut mulai beroperasi pada Rabu (17/1/2018) lalu.
Ngadiman, seorang warga setempat yang merupakan anggota Kelompok Ternak Ngudi Makmur menjelaskan, pemburu gabungan tersebut biasanya memburu celeng, namun karena hewan liar di desanya semakin meresahkan kemudian warga lantas memanggil mereka.
"Semalam ada empat ekor anjing liar. Dua ketembak, tapi yang satu lari. Satunya mati dan sudah dikubur," jelas Ngadiman di lokasi kejadian, Kamis (18/1/2018).
"Pemburu gabungan itu seorang warga (yang) manggil. Biasanya buru celeng babi, karena (hewan warga) terserang hewan liar terus diundang," timpalnya.
Sebanyak sepuluh personil pemburu dibantu warga sebelumnya sudah berjaga sejak sore hari.
Benar saja pada pukul 02.30 dini hari kawanan anjing liar mulai keluar.
Jam-jam tersebut merupakan waktu favorit anjing liar keluar mencari mangsa.
Anjing liar tersebut tampak keluar dari kebun salak, melihat gerak gerik tersebut "dor dor dor dor" dengan sigap empat buah peluru dari empat pemburu bersarang di tubuh anjing liar tersebut.
Bukan tanpa alasan, berdasarkan keterangan pemburu Ngadimin menjelaskan anjing liar tidak bisa dibunuh hanya dengan sekali tembak.
Hal tersebut cukup wajar secara fisik anjing liar tersebut jauh lebih kekar dibandingkan dengan anjing pada umumnya.
Selain itu, ukuran anjing liar juga lebih besar dari anak kambing.
Moncongnya lebih maju, dan yang paling berbahaya hewan tersebut memilliki taring yang amat runcing.
Sehingga tak mengherankan kambing warga banyak terkoyak-koyak tubuhnya.
"Bentuknya besar terlihat lebih berotot. Ukuran lebih besar dari anakan kambing," jelasnya.
"Warna anjing hitam kecoklatan. Moncong lebih maju, taring lebih runcing," bebernya.
Lanjutnya, anjing-anjing liar tersebut biasanya terlebih dahulu melukai leher mangsanya.
Baru setelah itu mulai memakan tubuh kambing.
Namun, sebelum menghabiskan buruannya tersebut, warga sudah berhasil memergokinya.
Di Kelompok Ternak Ngudi Makmur sendiri tercatat lima kambing mati di mangsa hewan tersebut.
Jika ditotal satu Desa Purwobinangun ada sepuluh kambing yang mati.
Belum lagi ditambah desa lain seperti Candibinangun, maka total jumlah bisa mencapai belasan atau sekitar 15 ekor kambing.
"Kelompok kita kambingnya mati lima. Total di kandang ada 50an kambing yang harus kami jaga," sebutnya.
"Direncanakan pemburu akan berjaga sampai 10 hari ke depan," sambungnya.
Sementara itu, setelah kejadian tersebut Puskeswan Pakem sempat mendatangi lokasi kejadian dan membawa kepala anjing liar tersebut.
"Kalau yang di Candibinangun belum tahu hewan apa. Kalau sini sudah terbukti anjing liar," pungkasnya. (*)
