Kisah Inspiratif

Kisah Sumarni, Berjualan Balon Sejak Umur 8 Tahun Hingga Perjuangan Demi Anak Bisa Kuliah

Sumarni tampak erat memegang tali yang mengikat puluhan balon yang sesekali tertiup angin yang cukup kencang.

Penulis: Tantowi Alwi | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Tantowi Alwi
Sumarni (50), Warga Murangan VII, Desa Triharjo, Kabupaten Sleman yang tengah menjajakan balon-balon motif di sekitar Pasar Kolombo. 

Menurutnya, balon-balon tersebut ia dapatkan di sekitar Belakang Rumah Sakit Murangan.
Selain balon, Sumarni juga menjual otok-otok dengan motif ayam, untuk barang dagangannya yang satu ini, ia banderol dengan harga Rp15 ribu.

Selama berjualan balon, ia sempat mengalami hal yang cukup buruk yaitu balon-balon yang ia jajakan separuhnya terlepas dari ikatan hingga terbang tak bisa dijangkau.

"Itu karena ikatannya enggak kuat, pas angin kencang balonnya terbang. Sudah dua kali seperti itu," tutur Sumarni.

Dari berjualan balon, Sumarni mengaku jika balon yang ia jajakan dapat terjual 25 balon, dirinya mendapatkan keuntungan sekitar Rp 100 ribu per hari.

Saat ditemui Tribun Jogja sekitar pukul 11.00 WIB, sebanyak 13 buah balon telah laku terjual.

Menurutnya, hal itu dikarenakan pada pagi harinya, ia berjualan di Gereja Banteng, Jalan Kaliurang KM 7,5 saat banyak umat Kristiani melaksanakan ibadah.

"Saya juga sering ke tempat-tempat pernikahan untuk jualan di sana," kata Sumarni.

Ketika ditanya bagaimana caranya tahu lokasi adanya acara resepsi pernikahan, ia menuturkan yaitu dengan mengamati ada/tidaknya janur kuning selama di perjalanan.

Sumarni memiliki tiga orang anak, ketiga-tiganya perempuan.

Anak yang pertama tengah duduk di kelas 3 SMA, yang nomor dua saat ini kelas 1 SMA, dan yang ketiga tengah duduk di kelas 2 SD.

Suaminya, Parjiono sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan.

"Jadi setiap hari, saya menunggu jemputan suami di Pasar Rejodani dan Pasar Kolombo," ungkapnya.

Sumarni menambahkan setiap pagi dirinya juga berjualan makanan seperti lauk pauk dan sayur-mayur yang sudah matang.

Setiap pukul 05.00 WIB, ia berjualan makanan yang dijajakan di depan rumahnya.

Kemudian sekitar pukul 07.00 WIB, baru ia berangkat ke pasar untuk menjajakan balon-balon motif tersebut.

"Suami yang mengantar, ia kerja bangunan, saya jualan balon, biasanya sore dijemput," tuturnya.

Sumarni berharap dari kerja kerasnya ini, anak-anaknya dapat kuliah hingga Strata-3.

"Saya ingin anak-anak bisa kuliah sampai S3, biar enggak kayak ibunya," kata Sumarni diakhiri dengan tertawa.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved