Relawan Penolak Bandara Diminta Gunakan Intelektualitasnya Bantu Warga
Alih-alih menggalang perlawanan fisik, aktivis diminta membantu warga penolak melalui jalur hukum.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Aktivis relawan penolakan bandara di Temon diminta bersikap lebih bijak.
Alih-alih menggalang perlawanan fisik, aktivis diminta membantu warga penolak melalui jalur hukum.
Hal itu sidampaikan Kepala Bagian Operasi Polres Kulonprogo, Kompol Sudarmawan.
Ia menilai aktivis dan relawan yang selama ini mendampingi warga penolak bandara memiliki standar intelektual tinggi.
Seharusnya, intelektualitas itu dimanfaatkan untuk menempuh jalur hukum dalam memperjuangkan nasib warga.
Baca: Pohon Kelapanya Dirobohkan Backhoe Proyek Bandara, Yatiman Bertekad Menanam Kembali
"Seharusnya mereka bisa lebih intelek mendorong warga, pakai jalur pengadilan. Jangan hanya pengerahan massa dan melakukan perlawanan fisik seperti sekarang ini," kata Sudarmawan, Selasa (9/1/2018).
Pada pembersihan lahan pada Selasa di Desa Glagah, Kecamatan Temon, warga dan aktivis memang sempat terlibat bentrok dengan petugas keamanan.
Empat orang aktivis diringkus polisi karena dianggap memprovokasi warga untuk menghalangi kerja alat berat.
Keempatnya akhirnya dibebaskan setelah diperiksa seharian.
Sudarmawan juga mengimbau warga penolak agar berpikir ulang atas sikap penolakan yang ditunjukkan.
Menurutnya, proyek bandara merupakan proyek negara untuk kepentingan umum.
Baca: Empat Aktivis Penolak Bandara Dibebaskan
"Kami mengimbau warga untuk berpikir ulang demi kepentingan umum dan negara. Toh, itu (lahan) diganti untung, bukan diganti rugi," kata dia.
Project Manager Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) PT Angkasa Pura I, Sujiastono berharap tidak ada lagi hambatan atas pekerjaan di lapangan.
