Bandara Kulonprogo
Alat Berat Mulai Lakukan Pembersihan Lanjutan di Area Terdampak Bandara
Mereka tampak siap berjuang sampai titik penghabisan untuk mempertahankan hak tanah dan bangunannya.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: oda
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO-Setelah apel siaga pasukan gabungan, enam alat berat (Backhoe) terpantau segera beroperasi untuk membersihkan sisa bangunan di area terdampak Pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo, Selasa (05/12/2017) sekira pukul 09.40 WIB.
Petugas gabungan dari Angkas Pura, dibantu Kepolisian, TNI, Satpol PP, dan Kejati DIY tampak mengamankan prosesi pembersihan lahan tersebut.
Sementara puluhan warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak penggusuran Kulonprogo (PWPP-KP) dibantu relawan masih mendiami rumahnya.
Mereka tampak siap berjuang sampai titik penghabisan untuk mempertahankan hak tanah dan bangunannya.
Satu diantara warga yang menolak penggusuran, Fajar Ahmadi, mengatakan dirinya akan terus bertahan dirumahnya sampai apapun yang terjadi.
"Saya akan terus berjuang mempertahankan apa yang memang menjadi hak saya," ucapnya.

Sementara itu diceritakan sebelumnya, Ponirah (35) warga Dusun Kepek, RT 04 RW 02 desa Glagah yang masih menempati rumahnya, Kepada Tribun Jogja ia mengaku tidak rela melepas tanahnya untuk pembangunan bandara baru.
Dirinya mengaku akan bertahan dirumah itu sampai akhir hayat, meski backhoe meraung-raung meratakan satu persatu rumah disampingnya.
"Saya nggak rela, nggak rido dunia akhirat sampai anak cucu turunan, saya tetap nggak rela melepaskan tanah ini untuk bandara,” tutur ponirah dengan suara lantang.
Dari wajahnya tak menyiratkan sedikitpun keraguan, rasa takutnya seakan telah runtuh bersama dengan runtuhnya pohon-pohon yang berada di samping rumahnya terkena hantaman backhoe petugas.
Baginya, eksekusi puluhan rumah yang dilakukan oleh pihak Angkasa Pura tak menyurutkan niat secuilpun untuk tetap bertahan mendiami rumahnya.
Bahkan, saat ini listrik dan akses jalan menuju rumahnya sudah terputus, ia masih bersikap tenang.
“Tanpa listik saya masih bisa hidup,”ungkapnya. (*)