7 Alasan Mengapa Tidur Terlanjang Itu Sangat Disarankan, Berani Coba?
Sebuah studi mengatakan pada tahun 2015, warga Amerika menghabiskan sekitar 41 miliar dolar untuk bantuan tidur.
Penulis: Hanin Fitria | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM - Insomnia adalah masalah yang sering dialami oleh sebagian orang.
Sehingga membuat orang menjadi kurang tidur dan mempengaruhi kesehatannya.
Ketidakberdayaan tidak hanya membuat seseorang terus-menerus menguap, namun hal itu memiliki efek signifikan pada obesitas, diabetes, peredaran darah, kesehatan otot, kesehatan jantung, sistem kekebalan tubuh, dan perilaku kognitif.
Sebuah studi mengatakan pada tahun 2015, warga Amerika menghabiskan sekitar 41 miliar dolar untuk bantuan tidur.
Di tahun 2013 studi tersebut menyimpulkan bahwa hampir sembilan juta orang Amerika menggunakan obat tidur, dan angka tersebut terus meningkat.
Hal ini menjadi perhatian karena alat bantu tidur bisa menganggu kesehatan jika digunakan terlalu sering.
Obat-obatan tersebut mungkin menyebabkan ketergantungan, kecanduan, dan sejumlah efek samping negatif lainnya.
Untungnya, ada trik alami yang bisa dicoba untuk tidur malam ini dengan lebih baik.
Cara tersebut dapat dilakukan cukup dengan tidur telanjang, hal tersebut memiliki sejumlah manfaat kesehatan termasuk tidur yang lebih baik, mood seimbang, kehidupan seks lebih baik, penurunan berat badan, dan kesehatan seksual bagi pria dan wanita.
1. Tidur Telanjang Memberikan Kualitas Tidur yang Lebih Baik
Suhu memiliki efek yang luar biasa pada pola dan kualitas tidur.
Sementara suhu tubuh biasanya sekitar 98,6 derajat Fahrenheit, penelitian telah menemukan suhu lingkungan yang lebih dingin mendukung tidur yang lebih baik.
Sedikit penurunan suhu kamar menandakan tubuh Anda bahwa sudah waktunya tidur, menyebabkan otak melepaskan hormon tidur yang disebut melatonin. Suhu ruangan yang ideal untuk tidur adalah sekitar 65 ° F.
Suhu sekitar, piyama, seprai, selimut, selimut bawah, panas tubuh pasangan tidur, dan kucing atau seseorang yang ikut tidur bersama akan dapat menambahkan semua hal terasa tidak nyaman, sehingga membuat terbangun.
Jika tidur secara telanjang, juga tidak diperlukan AC kembali untuk mendinginkan tubuh.
2. Tidur Telanjang Menambah Mood
Insomnia kronis secara drastis meningkatkan risiko kecemasan dan depresi.
Bahkan ketidaknyamanan parsial pun bisa membuat seseorang dalam suasana hati yang buruk.
Untungnya, tidur nyenyak bisa benar-benar membersihkan pikiran. Kita selalu tahu bahwa tidur membantu kesehatan otak, tapi baru belakangan kita mulai mengerti mengapa.
Selama berjam-jam, jaringan otak berangsur-angsur menumpuk beta-amyloid, protein yang beracun bagi sel-sel saraf.
Saat tidur, tubuh akan menandakan sel glial di otak untuk membuka dan menyiram protein beracun ini. Dengan tidur yang lebih baik, dapat menguras otak dan merasa segar kembali keesokan harinya.
3. Mengubah Kehidupan Seks
Ketelanjangan yang sering menyebabkan seks lebih sering terlihat seperti no-brainer.
Namun, ada sedikit lebih dari sekedar akses yang lebih mudah.
Kontak kulit ke kulit memicu kelenjar pituitary untuk melepaskan oksitosin.
Sering disebut "hormon cinta," oksitosin mempromosikan perasaan keterikatan dan kedekatan emosional.
Dengan kata lain, tidur telanjang akan membuat seseorang lebih menyukai kekasihnya.
4. Meningkatkan Jumlah Sperma
Tidur telanjang tidak hanya membantu peningkatan seks, namun juga membantu meningkatkan jumlah sperma.
Suhu ideal untuk produksi sperma hanya beberapa derajat lebih dingin dari suhu tubuh.
Pakaian dalam yang ketat membiarkan testis terlalu panas. Sebuah studi tahun 2016 menyelidiki pengaruh pilihan pakaian dalam terhadap kesehatan seksual pria.
Ditemukan bahwa pria yang tidur tanpa menggunakan celana dalam memiliki jumlah sperma lebih tinggi dan kualitas sperma lebih baik daripada yang memakai celana dalam atau celana pendek.
5. Mendukung Kesehatan Vagina
Tidur telanjang tidak hanya penting bagi kesehatan pria, wanita juga bisa mendapatkan manfaat tidur telanjang.
Vagina adalah organ pembersih yang ulet dan kenyal, dan tidur telanjang membantu menjaga keseimbangan dan mengatur tingkat PH.
Menggunakan pakaian justru menjebak panas dan kelembaban.
Kondisi hangat dan lembab mendorong pertumbuhan ragi dan bakteri, yang kemungkinan mengarah ke vaginitis.
Udara segar adalah musuh infeksi. Membiarkan hal-hal mengudara dengan membiarkan tubuh teraliri udara di malam hari dapat membantu mencegah infeksi jamur dan membuat Anda merasa segar.
6. Menurunkan Berat Badan
Tidak, Anda mungkin tidak akan bisa hanya tidur ramping, tapi bila dikombinasikan dengan diet sehat dan olahraga teratur, tidur yang nyenyak dapat membantu mendukung metabolisme dan mendorong penurunan berat badan.
Kurang tidur dapat menimbulkan malapetaka pada hormon kelaparan, yang menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.
Hormon lapar adalah leptin dan ghrelin. Leptin menurunkan nafsu makan, sementara ghrelin meningkatkannya.
Tubuh akan menghasilkan leptin secara alami saat dalam tahap tidur nyenyak. Tidur nyenyak mencegah tubuh menghasilkan persediaan leptin yang cukup, sambil memproduksi ghrelin berlebih.
Ketidakseimbangan kadar hormon ini menyebabkan rasa lapar yang tidak normal, menyebabkan seseorang makan lebih banyak dari yang seharusnya.
Sebuah studi oleh University of Wisconsin menegaskan bahwa pola tidur yang buruk sangat terkait dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) dan obesitas di segala usia.
Bertelanjang sebelum tidur memungkinkan seseorang untuk mendapatkan tidur yang lebih baik dan menormalkan kadar hormon kelaparan.
7. Membuat Kulit dan Rambut Lebih Sehat
Istirahat dan kecantikan benar-benar hal yang saling berkaitan.
Kortisol adalah hormon steroid yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap stres dan gula darah rendah.
Studi telah menemukan bahwa tidur yang hilang juga dapat menyebabkan lonjakan kadar kortisol.
Sayangnya, peningkatan kadar kortisol menekan hormon pertumbuhan dan mengganggu sistem, merusak pertumbuhan rambut dan merendahkan kulit.
Menjaga tingkat kortisol untuk tetap rendah dengan jadwal tidur yang tepat akan membantu menjaga rambut tetap kuat dan kulit Anda indah. (Tribun Jogja/Hanin Fitria)