Lantik Tiga Pejabat, Gubernur DIY Dorong Percepatan Inventarisasi Sultan Ground
Percepatan inventarisasi Sultanaat Ground dan Paku Alaman Ground untuk mengurangi masalah yang berdampak sosial.
Penulis: dnh | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X melantik tiga pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemda DIY, Kamis (26/10/2017) di Bangsal Kepatihan.
Dari laporan Tribunjogja.com, tiga pejabat yang dilantik adalah Sigit Sapto Raharjo, Hananto Hadi Purnomo dan Krido Suprayitno.
Gubernur mengatakan, ada misi yang tidak ringan yang disandang oleh tiga pejabat yang baru dilantik ini.
Gubernur menyampaikan pokok-pokok arahan kepada tiga pejabat tersebut.
Inspektorat Daerah yang kini dipimpin oleh Hananto Hadi Purnomo dikatakan Gubernur harus memperkuat kewenangan dan fungsi pengawasannya terhadap kinerja ASN.
Dengan bersinergi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Saya maklum jika ada kerikuhan, karena pengawasan dilakukan terhadap teman sejawat yang sama sama berada dalam satu hirarki. Oleh sebab itu, sebaiknya Inspektorat harus menata mekanismenya, terutama untuk mencegah adanya penyimpangan," kata Gubernur, Kamis (26/10/2017).
Sementara untuk bidang Pertanahan dan Tata Ruang yang kini Dinasnya dipimpin oleh Krido Suprayitno, Gubernur mengatakan karena sudah ada payung hukum Perdais, diharapkan inventarisasi Sultanaat Ground dan Paku Alaman Ground untuk dipercepat.
Hal ini untuk mengurangi masalah yang berdampak sosial.
"Sejalan dengan itu, RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) beserta turunannya juga harus dipercepat karena menjadi panduan penyusunan Perda Tata Ruang di tingkat Kabupaten Kota agar terjadi tertib pembangunan dan kepastian hukum," tambah Sultan.
Sementara untuk Sektor Perhubungan, dimana Dinas Perhubungan kini dipimpin oleh Sigit Sapto Raharjo Sultan juga menekankan sektor perhubungan juga memerlukan percepatan.
Karena berfungsi sebagai sarana pendukung New Yogyakarta International Airport dan menjadi moda transportasi yang menghubungkan bandara dengan destinasi pariwisata.
"Antar moda transportasi udara, kereta api dan jalan harus terkoneksi secara sinergis terintegrasi guna mendukung aksesibilitas pariwisata serta mobilitas manusia dan kelancaran arus barang," lanjutnya.
"Sektor pariwisata dan infrastruktur itu diprioritaskan pembangunannya selain sektor marit, energi dan pangan," lanjutnya.
