Bahasa Inggris, Sinyal, Sampai Regenerasi Jadi Masalah Pengrajin Batik Giriloyo

Selain tuntutan berinovasi demi tetap mendapat pasar, para pengrajin batik di Kampung Batik Giriloyo dihadapkan pada tantangan lain.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Susilo Wahid
Ibu-ibu anggota paguyuban pengrajin batik Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul saat melakukan aktivitas membatik, Senin (2/10/2017). 

Untuk sementara, paguyuban biasanya mendatangkan orang yang memang bisa berbahasa asing jika dibutuhkan.

Dari rataan usia pengrajin batik yang sudah tidak muda lagi ini pula Nur Hidayat mencemaskan soal proses regenerasi pengrajin batik Giriloyo di masa yang akan datang.

Hal ini makin diperparah dengan tuntutan aktivitas pendidikan formal yang makin menyita waktu anak-anak.

Pernah beberapa waktu lalu Nur Hidayat coba mengumpulkan anak-anak Giriloyo belajar batik bersama.

Sayang, makin lama jumlahnya makin berkurang.

"Akhirnya banyak yang izin tidak ikut belajar membatik karena harus berkegiatan di sekolah seperti misalnya pramuka," katanya.

Dilematis, karena pendidikan formal juga menjadi kebutuhan anak-anak.

Di sisi lain, keahlian membatik masyarakat Giriloyo harus diturunkan ke anak cucu mereka.

Nur Hidayat pun pasrah sembari mengupayakan cara dan upaya lainnya agar batik tetap lestari di Giriloyo dan DIY. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved