Kisah Roro Mendut dan Pronocitro

Rara Mendut, Kisah Tragis Perempuan Sensual Nan Cantik Jelita di Era Sultan Agung

Dia perempuan yang konon seksi, sensual, cantik jelita, berasal dari kampung nelayan di pesisir Kadipaten Pati

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
IST / penakuasaberkarya.blogspot.co.id
Ilustrasi kisah Roro Mendut dan Pronocitro 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Siapakah Roro Mendut? Tentang sosok ini ada banyak kesamaan di sejumlah versi. Dia perempuan yang konon seksi, sensual, cantik jelita, berasal dari kampung nelayan di pesisir Kadipaten Pati (Kabupaten Pati sekarang).

Kisahnya berkelindan dengan drama seru pemberontakan Adipati Pragola (II), yang angkat senjata menentang kekuasaan Sultan Agung di Kerta (Mataram). Pragola (II) ini sesungguhnya masih saudara sepupu dengan Raden Mas Jolang (Sultan Agung).

Baca: Roro Mendut dan Pronocitro, Kisah Cinta Bak Romeo dan Juliet dari Tanah Jawa

Pragola ini anak Pangeran Puger, putra Panembahan Senopati yang mendirikan tahta Mataram di Kotagede. Sesudah Sultan Agung bertahta, Puger jadi Adipati Demak, yang kemudian angkat senjata sebelum ditumpas.

Nah, kematian Pangeran Puger ini rupanya membawa dendam di benak Adipati Pragola (II). Lebih-lebih Adipati Pragola (I), juga pernah angkat senjata menantang Panembahan Senopati. Ini jadi semacam bara yang menahan kebencian Adipati Pati terhadap kekuasaan Mataram.

Baca: Inikah Wiroguno, Sang Jenderal Besar yang Tergila-gila Roro Mendut?

Masuk ke kisah Roro Mendut, diawali dari pemberontakan Pragola. Ketika Sultan Agung memimpin langsung pembasmian ke Pati, turut serta Tumenggung Wiroguno sebagai panglima perang.

Baca: Miris ! Seperti Ini Kondisi Situs Romeo Juliet Jawa, Dikepung Semak, Dinding Dicorat-coret

Kondisi situs Roro Mendut dan Pronocitro yang berada di antara semak belukar
Kondisi situs Roro Mendut dan Pronocitro yang berada di antara semak belukar (TRIBUNJOGJA.com | SETYA KRISNA SUMARGO)

Cerita klasik babad mengisahkan, Pragola ketika menghadapi Sultan Agung mengenakan baju zirah (baju besi) milik pelaut Portugis yang disebut Baron Sekeber. Versi lain menyebut Baron Skeber, keturunan bangsawan Belanda.

Namun Pragola akhirnya tumbang di tangan prajurit pemegang payung Sultan Agung. Pati ditaklukkan, kekayaan dijarah, gadis-gadis dan perempuan cantik di Pati diboyong ke Mataram, termasuk Roro Mendut, yang ketika itu jadi selir Pragola.

Ia dibawa paksa ke ibukota Mataram, ke rumah Tumenggung Wiroguno. Terpesona kecantikannya, dan karena ingin punya keturunan, Wiroguna ngotot mempersunting Mendut menjadi istrinya. Mendut melawan bangsawan tua itu dan terus melawan.

Kondisi makam di situs Roro Mendut dan Pronocitro yang berada di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman.
Kondisi makam di situs Roro Mendut dan Pronocitro yang berada di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman. (TRIBUNJOGJA.com | SETYA KRISNA SUMARGO)

Kesal, Wiroguna memasukkan Roro Mendut ke daftar taklukan yang harus membayar pajak ke Mataram. Mendut terpaksa putar otak supaya bisa mengumpulkan kepeng demi kepeng untuk pasokan ke kerajaan.

Bermodal tubuh dan kecantikannya, Mendut berjualan rokok di sebuah pasar dan tempat orang biasa menyabung ayam. Tempat itu bernama Pasar Prawiromanten, atau kemudian hingga saat ini disebut Balong, letaknya di selatan Keraton Kerta.

Mendut menjual mahal rokok lintingannya, karena yang diburu adalah rokok yang dikulumnya lebih dulu. Lebih mahal lagi puntung rokok atau tegesan. Unsur erotisme muncul dalam "sanepan" demikian. Pak Muhayat (86), putra mantan juru kunci situs makam Mendut menafsirnya demikian.

"Menurut tafsir saya, itu kan kiasan tentang apa yang dijalankan Mendut. Rokok yang dicari koq "tegesan", ini nurut saya ada unsur seksualitasnya. Transaksi seks. Itu pendapat saya lho ya, bisa saja orang lain menafsir beda," kata Pak Muh, sapaan akrab pensiunan guru ini di Dusun Gandu, pekan lalu.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved