Kisah Roro Mendut dan Pronocitro
Inikah Wiroguno, Sang Jenderal Besar yang Tergila-gila Roro Mendut?
Bagi De Graaf, kemunculan Wiroguno sangat menarik karena ia memiliki kuasa sedemikian besar. Bahkan namanya lebih sering
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Cerita Jawa tentang siapa sebenarnya Tumenggung Wiroguno tidaklah banyak. Babad Tanah Jawi hanya mengulasnya sambil lalu. Penulis sejarah klasik Mataram Dr H.J De Graaf sebaliknya menulis agak panjang.
Bagi De Graaf, kemunculan Wiroguno sangat menarik karena ia memiliki kuasa sedemikian besar. Bahkan namanya lebih sering disebut ketimbang junjungannya, Sultan Agung. De Graaf menduga, Wiroguno tampil sebagai jenderal besar Mataram karena kesehatan Sultan Agung yang menurun.
Baca: Rara Mendut, Kisah Tragis Perempuan Sensual Nan Cantik Jelita di Era Sultan Agung
Ketokohan Wiroguno memang tampak di akhir masa Sultan Agung yang gemilang, yang banyak melakukan penaklukan di Jawa dengan klimaks upaya pengepungan kota benteng Batavia. Sebenarnya ada nama tokoh lain yang tak kalah mentereng, Ngabei Dirantaka.
Dialah Tumenggung Mataram sesungguhnya, atau tangan kanan Sultan Agung. Namun nama Dirantaka meredup sesudah ia diutus ke Batavia pada 1643 M. Permusuhan politik Mataram dan Batavia waktu itu masih sangat kuat.
Tidak diketahui sebab musabab meredupnya Dirantaka. Yang pasti, sesudah itu tampillah Wiroguno sebagai pembantu paling dipercaya Sultan Agung, dan muncul sebagai orang terkuat kedua di Keraton Kerta.
Baca: Miris ! Seperti Ini Kondisi Situs Romeo Juliet Jawa, Dikepung Semak, Dinding Dicorat-coret
Menurut De Graaf, dari sumber Belanda, Wiroguno mulai tampil sebagai wakil utama Sultan Agung pada 1644. Pihak Belanda mengenalnya sebagai jenderal utama, hakim tertinggi, dan penasehat utama Susuhunan Mataram.
Nama Tumenggung Wiroguno tertulis dalam surat-surat penting yang dikirimkan ke berbagai pihak di mancanegara. Di Jambi dan Sukapura ditemukan bukti surat dari Mataram yang dibubuhi nama Wiroguno sebagai penasehat terdekat Raja Mataram.
Jadi memang Wiroguno adalah nama tokoh besar, orang kepercayaan Sultan Agung, yang tentu memiliki kekuasaan politik, ekonomi, sosial, dan militer yang luar biasa. Ia hanya tunduk seorang pada Sultan Agung.
Latar belakang tokoh ini sangat gelap. Namun bisa dirunut sejak ekspedisi penaklukan Madura babak pertama yang dipimpin Adipati Sujanapura. Tokoh ini tewas dalam pertempuran. Panembahan Juru Kiting yang sudah sepuh dikirim untuk menggantikan Sujanapura.
Baca: Roro Mendut dan Pronocitro, Kisah Cinta Bak Romeo dan Juliet dari Tanah Jawa
Nah, di misi kedua inilah Juru Kiting didampingi seseorang yang tidak disebut, namun memberi sumbangan besar keberhasilan ekspedisi ke Madura. Orang inilah yang diduga kuat Wiroguno, yang keberhasilannya memikat Sultan Agung dan mengantarnya ke kedudukan yang lebih tinggi.
Sepinya catatan sejarah tentang Wiroguno dari sumber Jawa menunjukkan ia bukan seseorang yang gampang diterima lingkungan kerajaan yang penuh pergolakan internal. Namun sebaliknya, ia orang yang paling dipercaya Sultan Agung di masa-masa akhir hidupnya.
Sebagai tangan kanan dan memiliki kekuasaan sangat besar, Wiroguno memiliki segala sumber daya untuk memonitor apa saja di wilayah Mataram. Termasuk intrik pejabat dan polah tingkah keluarga serta anak keturunan Sultan Agung.