Cerita Sedih Dibalik Bocah Berkebutuhan Khusus yang Dibakar Temannya yang Curi Solar
R kemudian menyiram solar ke tubuh JS dan menyalakan korek sehingga api membakar tubuh JS bagian perut ke bawah.
TRIBUNJOGJA.COM, BANYUWANGI - JS (14), bocah yang tinggal di Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, dibakar rekannya berinisial R.
Peristiwa ini terjadi Kamis (27/7/2017) dua pekan lalu. Saat itu, JS memergoki R sedang mengambil solar di perahu milik seorang nelayan di Muncar.
R kemudian menyiram solar ke tubuh JS dan menyalakan korek sehingga api membakar tubuh JS bagian perut ke bawah.
"Anak saya langsung di bawa ke Puskesmas buat diobati. R-nya lari," kata Karni, ibu kandung JS kepada Kompas.com, Rabu (9/8/2917).
Setelah diobati di puskesamas, JS dibawa pulang dan dirawat ibunya di rumah mereka yang sederhana.
Sehari-hari, Karni bekerja sebagai pemulung dan tidak memiliki KTP Banyuwangi.
Bukan hanya tak punya KTP, Karni dan anak-anaknya tidak tercatat dalam administrasi kependudukan.
Sejak 10 tahun lalu, Karni dan suami serta kedua anak mereka, pindah dari Sendang Biru Malang ke Banyuwangi.
Mereka tidak tinggal menetap namun beberapa kali berpindah-pindah dan terakhir tinggal di Kecamatan Muncar.
Selama mereka tinggal di Banyuwangi, JS tidak bersekolah karena dia termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Menurut ibunya, JS terakhir kali sekolah di kelas 4 SD saat masih di Malang.
Karni sempat menemui keluarga R untuk meminta pertanggungjawaban dan dia mengaku mendapatkan uang Rp 300.000 sebagai pengganti uang berobat dari nenek R, sedangkan R melarikan diri.
Selama ini, R yang masih berumur 13 tahun hanya tinggal bersama neneknya sedangkan ibunya bekerja sebagai TKW di Malaysia.
"Sudah dibawa ke puskesmas, juga ada tetangga yang kasih obat tapi luka anak saya enggak sembuh-sembuh," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dihubungi mengatakan, sudah berkoordinasi dengan petugas kesehatan di RSUD Genteng dan JS sudah dirawat dan dipantau dokter spesialis.
Selain itu, Anas mengatakan, dia telah meminta kepada kecamatan untuk segera mengurus administrasi kependudukan keluarga Karni, mulai KTP, KK dan Surat Pernyataan Miskin agar mendapatkan pelayanan kesehatan secara utuh.
"Surat suratnya segera digarap tapi yang terpenting korban yang terbakar ditangani lebih dahulu," ucap Anas. (Kompas)