Cerita di Balik Mobil Gowes yang Sering Mondar-mandir di Alun-alun Kidul Yogya

Seiring berjalan, ternyata mobil gowes ini malah mendapat sambutan hangat dari masyarakat, bahkan Fery sering mendapatkan orderan dari luar negeri.

Penulis: trs | Editor: oda
tribunjogja/tris jumali
Fery Prasetyawan di bengkelnya yang bernama MAX Auto Concept, jalan Ring Road Utara RT 02 RW 55, Gandok, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, Rabu (12/4/2017). 

TRIBUNJOGJA.COM - Siapa yang tidak tahu dengan mobil gowes, mobil yang bermesinkan tenaga kaki manusia itu biasa melintas di tempat-tempat wisata terkenal di Yogyakarta, diantaranya di Alun-alun Kidul.

Setiap malam, lampu warna-warni yang berkerlap-kerlip dan diiringi dengan musik tenar masa kini, sering menjadi pilihan para wisatawan untuk mengelilingi pohon kembar Alun-alun Kidul.

Bentuknya pun bermacam-macam dengan pilihan warna yang mencolok, tak lengkap rasanya jika tidak menyewa mobil gowes, sambil bercengrama hangat dengan keluarga, atau ngobrol manja dengan pasangan dibawah sinar lampu jalan.

Yang menjadi pertanyaannya adalah, siapa orang dibalik ketenaran mobil gowes ini. Ternyata Fery Prasetyawan, pria ramah, berbadan tinggi, berjenggot pendek adalah sosok dibalik kerlap-kerlipnya mobil gowes saat malam hari itu.

Bisa dibilang sengaja, juga bisa dibilang tidak, usaha pengadaan mobil gowes ini diawalinya dari rencananya untuk membangun mobil listrik, namun karena di Indonesia masih belum tenar dan peminatnya masih belum banyak.

Fery memutuskan untuk menunda rencananya tersebut dengan membuat mobil bertenaga manusia terlebih dahulu di tahun 2013.

"Rencananya mau bikin mobil listrik, saya rubah menjadi mobil gowes. Siapa tau sambil nunggu mobil listrik itu mulai semarak kita sudah siap karena linknya sudah ada," ucapnya.

Seiring berjalan, ternyata mobil gowes ini malah mendapat sambutan hangat dari masyarakat, bahkan Fery sering mendapatkan orderan dari luar negeri seperti Italia, Spanyol, Malaysia, Brunai, dan Australia. Khusus di Australia, mobil gowes buatan Fery ini sudah ada agennya bernama Aussie Odong, jadi tak bisa dipandang sebelah mata saja usahanya ini.

"Orderan memang banyak dari luar Jawa. Di Jawa hanya 30 persen sisanya Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan luar negeri," tandasnya.

Fery menjelaskan bahwa mobil gowes ini kalau diluar negeri lebih sering digunakan untuk berolahraga. Jadi sembari olahraga, juga bisa sekaligus menjadi hiburan dijalan karena bentuknya yang unik.

"Ada yang bilang Ini Go-green macam-macam, kalau disini untuk permainan orang dewasa maupun anak-anak, soalnya yang kita buat mobil-mobil klasik yang gak hanya anak kecil saja yang suka, tapi orang dewasa juga," kata Fery.

Ada empat jenis mobil gowes yang dijual oleh Fery yaitu VW Kodok, Kombi, Mixi, dan mobil klasik. Dalam satu bulan, Fery bisa memproduksi 30 unit mobil gowes dengan berbagai bentuk dan varian.

Mobil yang menjadi favorit pembeli adalah VW kodok, dan mobil klasik.

"VW Kodok sama mobil klasik, tapi VW kombi juga banyak diminati, biasanya orang yang sudah punya VW kodok dan mobil klasik, kemudian baru menambah VW Kombi karena ukurannya lebih besar jadi harganya sedikit lebih mahal," ujar Fery.

Kualitas mobil gowes yang ia buat untuk dalam negeri dan luar negeri berbeda karena menyesuaikan dengan harga yang dipesan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved