Ingat Nenek Berusia 125 Tahun yang Hidup Sebatang Kara di Bantul? Begini Kabar Terkininya
Mbah Sendrong sempat menyita perhatian netizen lantaran kehidupan masa tuanya yang tampak miris.
Penulis: Sulistiono | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sulistiono
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setro Dimoyo alias Mbah Sendrong kini bisa tiduran lebih nyaman di Balai Pelayanan Sosial Tresna Wreda (BPSTW) Yogyakarta.
Perempuan renta berusia 125 tahun itu semula tinggal di Desa Salakan, RT 02, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
Mbah Sendrong sempat menyita perhatian netizen lantaran kehidupan masa tuanya yang tampak miris.
Ia hidup sebatang kara di rumah bambu beralaskan tanah. Ketika reporter Tribunjogja.Com mendatangi rumahnya, kondisi Mbah Sendrong cukup miris.
Rumahnya pengap, gelap, pencahayaan minim, dan banyak sarang laba-labanya. Sehari-hari Mbah Sendrong istirahat di tempat tidur bambu reyot.
"Mbah Sendrong sudah tinggal di sini (BPSTW Yogyakarta, Red)," kata Koordinator Pekerja Sosial BPSTW, Nurhayati, Sabtu (25/3/2017).
Pihak BPSTW menjemput Mbah Sendrong pada Senin (20/3/2017).
Baca: Nenek 125 Tahun di Bantul Ini Hidup Seorang Diri, Andalkan Kepedulian Tetangga
Sebelum Mbah Sendrong ramai dibicarakan netizen dan menghiasi halaman media massa, pihak BPSTW sudah menengok kondisinya. Namun, baru pekan ini bisa masuk BPSTW.
Kini semua kebutuhan Mbah Sendrong menjadi tanggung jawab BPSTW. Kesehatannya terus dipantau oleh tenaga kesehatan.
"Jika simbah tidak enak badan, kita panggilkan dokter untuk memeriksanya," kata Nurhayati.
BPSTW memiliki tenaga dokter yang selalu siap melayani 24 jam. Jika sewaktu-waktu para lansia yang tinggal di BPSTW sakit, tenaga dokter siap memberikan bantuan medis.
"Dokter selalu memeriksa kesehatan lansia secara rutin. Biasanya setiap Rabu," jelasnya.
Sebagaimana diberitakan Tribunjogja.com sebelumnya, Mbah Sendrong hidup seorang diri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/mbah-sendrong2_20170319_005236.jpg)