Jangan Salah Sasarn, Forpi Minta Pemkot Akurat Data Penerima KMS

Sejumlah warga mengeluhkan distribusi KMS yang tidak merata dan tidak tepat sasaran. Bahkan, ditengarai adanya broker dalam pengurusan KMS ini.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: oda
Ist
Kartu Menuju Sehat (KMS) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Forum Pemantau Independen Pakta Integritas (Forpi) Kota Yogyakarta meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya untuk tidak salah sasaran dalam memberikan kartu menuju sejahtera (KMS).

Sehingga, pengentasan kemiskinan di Kota Yogyakarta benar-benar bisa berjalan efektif.

Divisi pemantauan dan investigasi Forpi, Baharudin Kamba menjelaskan, pihaknya menyoroti masih banyaknya KMS yang tak tepat sasaran.

Selain itu, banyak pula modus warga yang masuk di KMS untuk kepentingan mencari sekolah negeri.

“Ada yang menerima tapi pakai perhiasan banyak. Banyaknya KMS yang tidak tepat sasaran ini membutuhkan evaluasi dan verifikasi yang cermat dari Pemkot setempat,” ujar Kamba, akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan, selama ini, KMS memang sangat diperlukan untuk salah satu upaya penanggulangan kemiskinan.

Namun, jika tidak didata secara akurat maka akan menimbulkan dampak sosial di masyarakat.

Diantaranya, banyak pula warga yang akan mengadukan persoalan tidak tepat sasaran KMS yang dianggarkan melalui APBD Kota Yogyakarta.

Selain itu, dampak sosial juga akan terjadi pada warga karena yang seharusnya menerima, namun tidak menerima.

“Maka, survei ini juga benar-benar harus dilakukan. Jangan sampai ada warga kurang mampu yang tercecer dari data KMS,” katanya.

Sementara itu, sejumlah warga mengeluhkan distribusi KMS yang tidak merata dan tidak tepat sasaran. Bahkan, ditengarai adanya broker dalam pengurusan KMS ini, sehingga banyak warga yang mampu justru menerima program untuk pengentasan kemiskinan ini.

Hal itu dikemukakan oleh Mintarti (43), warga RT 14 RW 03, Kampung Penumping, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, menyatakan, sejauh ini pendistribusian KMS masih belum merata.

Diantaranya, ada beberapa orang yang mengaku dekat dengan legislatif yang menjadi perantara penerima KMS.

Menurut Mintarti yang mengaku sebagai supplier makanan untuk angkringan itu, banyak warga yang seharusnya pantas menerima KMS.

Namun, justru tercecer dari bantuan ini. Hal ini lantaran ada beberapa orang yang justru memasukkan para penerima KMS secara subjektif.

Beberapa kali, Mintarti bahkan dimintai tolong oleh tetangganya yang kurang mampu untuk mengurus KMS.

Dia mengaku beberapa kali mengurus ke kantor Pemkot setempat dengan dasar kemanusiaan. Apalagi, banyak warga yang kesulitan dalam membiayai pendidikan dan kesehatan.

“Kalau hanya dimanfaatkan segelintir orang mampu dan punya penghasilan tetap, apa gunanya pemerintah memberikan indikator-indikator penerima KMS,” tegasnya.

Dia berharap pada pemerintahan di bawah wali kota yang terpilih dapat semakin meratakan pendistribusian KMS. Sehingga, tak ada lagi warga kurang mampu yang tercecer dari daftar KMS.

Selain itu, dia berharap program pengentasan kemiskinan dari Pemkot bisa benar-benar berjalan efektif.

“Tak ada lagi kesenjangan dan pembagian KMS yang tidak merata,” tandasnya.

Mulai dari
Sesuai Prosedur
Halaman
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved