2 PNS di Parangtritis Lakukan Pungli, Modus Pakai Tiket Bekas dan Kurangi Jumlah Tiket
Kedua PNS kedapatan melakukan pungli dengan modus menggunakan tiket bekas, dan memberikan tiket ke rombongan tak sesuai dengan jumlah wisatawan.
Penulis: usm | Editor: oda
"Ada petugas yang memberikan tiket sudah sobekan (tanpa bonggol)," ulas Anggaito.
Tiket bekas tersebut diduga uang retribusinya mengalir ke kantong pribadi, sejumlah petugas TPR Induk Parangtritis yang menyalahgunakan wewenang.
Dari bukti yang didapatkan petugas saber pungli, mereka mendapati sejumlah tiket retribusi per tanggal 21 Januari, tapi di TPR terdapat tiket yang belum terjual tertanggal 8 Januari masih digunakan petugas.
Selain itu petugas saber pungli di TPR Induk Parangtritis juga mengamankan sejumlah barang bukti, seperti uang kertas dan logam berjumlah Rp 580 ribu.
"Mengetahui hal itu petugas langsung meminta keterangan ke petugas TPR, dan juga mengamankan sejumlah dokumen," paparnya.
Baca: Dinas Pariwisata Bantul Bantah Adanya OTT Pungli di TPR Parangtritis
Terus Dalami
Anggaito berujar jika pihaknya bakal berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait, termasuk memintai keterangan kadis pariwisata.
Pemanggilan kadis tersebut tak lain untuk mendalami aliran dana pungli di TPR Induk Parangtritis, dan memintai keterangan mekanisme pembayaran retribusi di setiap TPR di objek wisata di Bantul. Termasuk menanyakan mekanisme tiket per bendel.
"Nanti kami akan panggil juga petugas shift-shift sebelumnya," urainya.
Untuk saat ini baik Maryanto dan Susanto masih berstatus saksi. Karena keduanya adalah PNS di lingkungan Pemkab Bantul, sementara kebenaran terkait ada tidaknya unsur tindak pidana diserahkan ke Inspektorat Bantul.
Kalau nantinya terbukti ada kerugian negara atas kasus tersebut, kepolisian bakal segera melakukan pemberkasan untuk dimasukkan kategori tipikor.
"Kalau memang terbukti tidak hanya dua orang yang terlibat, bisa saja semua petugas TPR (Induk Parangtritis) kena," tutupnya. (*)