Gunung Merapi

Waspada! 27 Juta Kubik Material Merapi di Lima Sungai Sleman

Dari data yang dimiliki BPBD, saat ini ada material sekitar 27 juta meter kubik yang mengarah ke selatan.

Penulis: akb | Editor: oda
Facebook/Alvin Malana
Sejumlah truk tampak terjebak lumpur lahar hujan, sehingga tidak dapat bergerak sedikitpun, Kamis (27/10/2016) sore. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Jihad Akbar

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi merupakan gunung aktif yang terletak di utara Yogyakarta. Banyak kehidupan yang berada di gunung tersebut.

Setelah erupsi 2010 lalu, Merapi meninggalkan jutaan meter kubik material. 

Potensi kebencanaan setelah erupsi tidak dapat dikesampingkan.

Makwan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman mengungkapkan ada tiga potensi bencana yang terjadi di kawasan Merapi. Ketiganya yaitu banjir lahar, longsor, dan banjir. 

Untuk banjir lahar, ia mengatakan jika potensinya masih sangat besar terjadi. Terlebih jika terjadi hujan lebat di puncak merapi.

Dari data yang dimiliki BPBD, saat ini ada material sekitar 27 juta meter kubik yang mengarah ke selatan. 

Puluhan juta material yang merupakan sisa erupsi 2010 itu tersebar di lima hulu sungai. Material tersebar di sungai Gendol, Opak, Kuning, Boyong, dan Krasak. 

"Materialnya paling banyak di sungai Gendol," ujar Makwan, Jumat (28/10/2016). 

Ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sungai. Seperti penambangan pasir, wisata, maupun kegiatan lain di sungai yang berhulu di gunung Merapi. 

 "Karena kan kita tidak tahu jika dipuncak itu hujan atau tidak," tuturnya. 

Selanjutnya terkait bencana tanah longsor dan banjir rawan terjadi jika terjadi hujan dengan curah tinggi. Beberapa tebing rawan mengalami longsor ketika terguyur air hujan. 

Terkait kebencanaan itu, Juru Kunci Merapi Suraksoasihono menghimbau pada warga yang tinggal di sekitar gunung untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Masyarakat itu aktivitasnya di dekat gunung mencari rumput, karena tanah longsor dan lain-lain itu rawan terjadi," ujar lelaki yang akrab dipanggil Mbah Asih. 

Mulai dari
Tambang Pasir
Halaman
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved