Kemiskinan dan Pemiskinan Faktor Menjamurnya Anak Terlantar Menjadi Anak Jalanan
Bukan hanya pemikiran dangkal bahwa faktor utamanya hanya kemiskinan, kurang perhatian dan salah pergaulan.
Penulis: app | Editor: Ikrob Didik Irawan
2. Perjuangkan Identitas
Dianggap meresahkan masyarakat, delapan anak jalanan ditangkap oleh Satuan Sabhara Polres Klaten. Sebagai sanksinya, rambut mereka dicukur dan orangtua anak-anak tersebut dipanggil untuk dibina oleh Satuan Bina Masyarakat (Binmas).
SELAIN memberikan pendampingan pelatihan soft skill dan pendidikan, Save Street children (SSC) Yogyakarta juga aktif dalam memperjuangkam identitas kaum yang sering disebut "marjinal" tersebut.
Bagi SSC Yogyakarta, anak jalanan memiliki pilihan sendiri dalam memperjuangkan hidupnya, hanya saja mereka tetap membutuhkan fasilitator.
"Komunitas memberikan pendampingan seperti pelatihan, dan memperjuangkan identitas bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) agar mereka bisa sekolah kejar paket. Setelah mereka selesai belajar ada ijazah dan bisa bekerja," jelasnya.
Lanjut Didin, memang ada pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah tetapi pelatihan belum bisa mencangkup seluruh anak jalanan dan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan remaja.
"Misal bikin angkringan dikasih alat dan gerobak tapi tidak diberi tempat," ungkapnya
Didin berharap kepada pemerintah selaku pembuat dan pelaksanaan kebijakan agar anak-anak jalanan dilibatkan.
"Pemerintah mengklaim anak-anak dilibatkan dalam lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) milik dinsos namun itu tidak mencangkup semua anak-anak di jalan," ungkapnya.
Berbagai komunitas di Yogyakarta, menurut Didin sebenarnya dapat menjadi kepanjangan tangan pemerintah.
Selain itu, harus ada evaluasi bersama, ruang komunikasi antara anak jalanan dengan pemerintah maupun DPRD. (*)