Pasar Yakopan, Pameran Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Ulang Tahun Jacob Oetama
Semangat berbagi terus digelorakan sebagai ungkapan rasa syukur bagi seorang Jakob Oetama
Penulis: gil | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sudah selayaknya ketika berulang tahun, manusia patut bersyukur karena diberikan umur yang penuh berkah. Sebagian orang merayakan dengan suka cita bersama orang yang dicintai, namun ada pula yang merayakan dengan berbagi rizki yang diberikan Tuhan.
Semangat berbagi terus digelorakan sebagai ungkapan rasa syukur bagi seorang Jakob Oetama, pendiri Kompas-Gramedia Group.
Sebagai ungkapan rasa syukur, Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) merayakan hari jadi Jakob Oetama pada 27 September dengan menggelar Pasar Yakopan. Sebuah pameran sekaligus refleksi tentang kehidupan dan semangat berbagi.
Pasar berkonsep pameran tersebut juga merayakan hari jadi BBY ke-34 yang jatuh pada 26 September
Kepala Bentara Budaya Yogyakarta, Hermanu menceritakan, Jakob Oetama membangun Bentara Budaya di Indonesia sebagai wadah bagi para seniman untuk berkreasi. Bentuk apresiasi terhadap karya seni lokal yang bisa ia berikan hanya berupa wadah atau tempat eksibisi ini.
"Yang penting adalah semangat berbagi yang ditularkan oleh pak Jakob Oetama. Bagaimana berbagi itu bisa dilakukan dalam bentuk apapun, seperti 34 tahun yang lalu membangun BBY ini," ujar Hermanu kepada Tribun Jogja pada Selasa (27/9/2016).
Ia menjelaskan, pasar Yakopan juga mengusung soal bagaimana mendukung dan mempopulerkan kembali berbagai khasanah seni budaya yang pernah ada namun saat ini tidak memperoleh tempat di kalangan luas. Pasar Yakopan merupakan wadah bagi para seniman dan perajin untuk memamerkan karya-karya seni budayanya yang susah ditemukan sehari-hari.
"Pasar Yakopan menampilkan kembali berbagai hasil karya seniman atau perajin yang pernah tampil di BBY. Tujuannya adalah mengenalkan kembali kepada masyarakat dan tentunya aga lebih peduli pada kesenian lokal," tuturnya.
Sejak tahun 2007, Pasar Yakopan telah digelar oleh BBY. Gelaran ini hanya dilakukan di Yogyakarta. Pasar Yakopan juga menjadi sebuah refleksi dan peringatan tentang jasa-jasa Jakob oetama yang telah mendirikan dan menghidupi Bentara Budaya.
"Kenapa pasar? karena pak Jakob Oetama ingin masyarakat bisa maju, dan itu bisa terwujud dengan berdagang atau menimba ilmu. Itulah mengapa pasar Yakopan sebagai pameran namun juga layaknya tempat berdagang," tukas Hermanu.
Pameran yang berlangsung mulai tanggal 26 September - 2 Oktober 2016 memamerkan berbagai kesenian lokal, semisal topeng, wayang karton, dolanan anak, keris, batik, lukis wajah, karikatur, hingga aneka jajanan dan makanan tradisional. Pameran dibuka mulai pukl 13.00 - 21.00 WIB.
Yang berbeda, karya-karya seni yang ditampilkan juga bisa langsung dibeli oleh pengunjung. Contohnya adalah kain-kain tenun modifikasi, cinderamata keris, hingga buku-buku terbitan lampau.
Adapun peserta Pasar Yakopan kali ini adalah Weaving for Life, Le Duwe, Pramono Pinunggul, Subandi Giyanto, Komunitas Radio Padmaditya, Well, Supri, Yuli Rukmini, Taring Padi dan Survive Garage, Hezti Tenun, Samunav, SiAkjo, SHGWERU, Agus Leonardus, Eni Tas,
Selain pameran, pasar Yakopan juga menampilkan berbagai kesenian musik. Para penampil diantaranya, Acapella Mataraman, Jazz Mben Senen, Hoss Band, Orkes Keroncong SAR LEGI, dan musik reggae ARYE DI SIUL.
Pasang surut gelombang eksistensi telah dilalui oleh BBY. Melalui Pasar Yakopan, selalin ucapan rasa syukur atas hari jadi, juga menunjukkan BBy tetap konsisten dan daya tahan untuk terus eksis sebagai lembaga seni budaya. (*)