Cokro Tela di Mata Karyawannya, Mulai Gebrak Meja Hingga Kedekatan Pemiliknya dengan Polisi
Tidak sampai enam bulan ia bekerja di tempat itu. Ia menuturkan, sang pemilik yang bernama Firmansyah Budi Prasetyo bukan seorang pemimpin yang baik.
Penulis: gil | Editor: oda
Puji dan Ayu hanya dua dari sekian para pelapor yang mengadu ke LO DIY. Mereka telah berbulan-bulan menanti kepastian untuk mendapatkan ijazahnya kembali.
Ditanya kenapa tidak melapor ke kepolisian, Ayu mengungkapkan hal tersebut dikarenakan dirinya takut dengan kepolisian.
Ayu mengatakan, pemilik Cokro Telo, Firmansyah tersebut dikenal oleh karyawannya adalah orang yang dekat dengan polisi-polisi di Polda DIY. Dirinya juga sempat dipesankan teman-teman lainnya untuk tidak mengusut karena posisi Firmansyah yang dirasa kuat.
"Kenapa kami tidak melapor ke polisi karena kami takut. Kami tahu kalau pak Firmansyah itu dekat dengan kepolisian," kata Ayu.
Ayu bahkan menyebut bahwa bosnya tersebut rutin "membayar" pihak kepolisian di Polda DIY. Bukan dirinya yang mengurus, namun sudah menjadi rahasia umum di kalangan pegawai Cokro Telo.
"Tiap bulan itu bisa membayar ratusan juta untuk polisi, makanya kami hanya berani melapor ke ombudsman, itu pun atas saran para mitra atau klien kantor," terang Ayu.
Setelah melakukan pelaporan, pihak LO DIY sudah melayangkan tiga kali surat pemanggilan kepada Firmansyah untuk mendatangi LO DIY dan memberikan klarifikasi, namun hal tersebut tidak pernah dipenuhi.
Bahkan LO DIY juga tidak dapat menemui Firmansyah saat mendatangi kantor Cokro Telo.
Pun yang juga dilakukan oleh Tribun Jogja saat mencoba mendatangi kantor Cokro Telo pada Sabtu (25/6/2016). Di kantor, hanya ditemui pegawai toko yang bernama Heksi.
Pegawai tersebut menuturkan bahwa Firmansyah sudah meninggalkan kantor sedari pagi. Pun Firmansyah tidak pernah mengangkat telefon saat Tribun Jogja mencoba menghubungi untuk meminta klarifikasi. (tribunjogja.com)
