Cerita Relawan Merapi Buru Rumah Septian dan Ingin Beri "Pelajaran"

Pada pukul 22.00 relawan berhasil menemukan alamat rumah Septian dan melakukan pergerakan dengan mendatangi kediamannya

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
Septian Anggara Putra pendaki yang memasang bendera yang menutupi CCTV di puncak Merapi pamer fotonya di media sosial 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kabar tentang pendaki yang mengibarkan bendera di tiang CCTV hingga menutup lensa kamera yang memantau langsung ke kawah Merapi, membuat sejumlah relawan geger.

Hal ini disampaikan Yoel Geel, Bagian Publikasi Relawan SAR DIY, Kamis (29/10/2015).

Sembari menunggu audiensi antara Septian Anggara Putra dkk bersama pihak BPPTKG dan TNGM usai, Yoel membeberkan kemarahan rekan relawan SAR di luar DIY.

"Komunitas relawan se-lingkaran lereng Merapi mulai Sleman, Klaten, Boyolali, Magelang maupun Merbabu, semuanya marah dan mengutuk tindakan tersebut," ucap Yoel.

Awalnya, para relawan mengetahui informasi resmi dari akun twitter @BPPTKG pada 26 Oktober 2015 silam yang mengunggah foto bidikan CCTV kawah Merapi tertutup bendera.

Gambar tersebut disertai statement 'Tindakan pendaki yang mengganggu pemantauan kawah Merapi yang memasang kain di stasiun CCTV puncak. Jangan ditiru!'.

Melihat informasi tersebut, tim relawan merasa perlu melakukan buser.

Yoel selaku orang yang memiliki kewenangan mempublikasikan informasi tersebut, mengunggahnya pada, Selasa (27/10/2015), sekitar pukul 20.00.

Respon relawan tergolong cepat. Mereka segera melacak keberadaan Septian dengan mencari alamat rumahnya melalui media sosial dan sumber lain.

Pada pukul 22.00 relawan berhasil menemukan alamat rumah Septian dan melakukan pergerakan dengan mendatangi kediamannya.

Mereka ingin mengungkapkan kekesalan secara langsung di hadapan Septian.

Namun, setibanya di kediaman Septian. Tampak pihak kepolisian sudah berjaga untuk mengamankan Septian dan keluarga dari amukan relawan.

"Rumah Septian ditunggui polisi sampai jam 7 pagi. Dia ada di rumah, tapi dijaga polisi," beber Yoel.

Wanita yang diberikan mandat untuk meredam emosi relawan tersebut memperingatkan para pendaki selanjutnya untuk menaati peraturan yang ada.

Ia mengimbuhkan jangan sampai ulah Septian yang melanggar batas pendakian, terlebih memasang bendera hingga menutupi pantauan CCTV, kembali terulang.

"Mereka harus tahu itu perangkat kepentingan umum yang menyangkut keselamatan ribuan nyawa," tegas Yoel.(kur)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved