Megaproyek Bandara Kulonprogo
Tolak Bandara, Ratusan warga Temon Gelar Doa Bersama
Ratusan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) kembali menggelar mujahadah atau doa bersama, Senin (17/2/2014)
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: tea
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Ratusan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) kembali menggelar mujahadah atau doa bersama, Senin (17/2/2014) malam di Pedukuhan Sidorejo, Desa Palihan, kecamatan Temon. Hal itu sebagai wujud komitmen warga dalam menolak rencana pembangunan bandara di wilayah Temon, Kulonprogo.
Doa bersama diikuti ratusan warga dari empat desa yang bakal terdampak pembangunan bandara, yakni Palihan, Jangkaran, Sindutan, dan Glagah. Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kapolsek Temon Kompol Sukadi, Kepala Satpol PP Kulonprogo Duana Heru, serta humas sekaligus koordinator Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo, Widodo.
Ketika dikonfirmasi wartawan terkait sinyal merapatnya PPLP dalam penolakan bandara dengan kehadirannya itu, Widodo mengatakan pihaknya hanya memenuhi undangan WTT saja. Pun hingga saat ini pihaknya masih mendalami apa yang diperjuangkan WTT. Dalam artian, jika perjuangan WTT adalah murni pergerakan rakyat dan petani untuk mempertahankan hak, PPLP menganggapnya sebagai saudara.
"Tapi kalau ternyata ada pihak berkepentingan tertentu yang berada di baliknya dan memanfaatkan keadaan, itu patut jadi kekhawatiran. Ini juga yang jadi diskusi di internal kami," kata Widodo.
Dirinya berpesan kepada warga dan petani di WTT yang menolak bandara tersebut agar tetap menjaga idealisme tanpa tercampuri tangan-tangan luar yang ingin mendompleng. Namun begitu, secara umum Widodo melihat bahwa yang dilakukan WTT adalah pergerakan masyarakat untuk mempertahankan hak dan ruang hidup, bukan untuk melawn atau menghancurkan negara.
"Kita melihat ini gerakan bersama karena masyarakat menghadapi tekanan," kata dia.
Sesepuh WTT, Sarijo, mengatakan, doa bersama tersebut untuk memohon kekuatan dan perlindungan pada Tuhan supaya perjuangan WTT bisa terus berlanjut. Sehingga, apa yang menjadi harapan warga agar pembangunan bandara di Temon dibatalkan, bisa terkabulkan. Doa bersama menurutnya akan dilakukan lagi pada akhir Februari mendatang.
"Kita mengadu pada Bupati, Sekda, Polda supaya bandara dibatalkan, tapi ternyata ngga diaruhke. Ya sudah, kita mengadu pada Yang Kuasa saja," ujarnya.(*)