Kedelai Mahal

Kalau Harga Tahu Naik, Pembeli Tak Mau Beli

Perajin di Bantul pun melakukan hal yang sama. Ketika harga kedelai masih normal, untuk sekali produksi dengan bahan baku delapan kilogram kedelai

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: tea
zoom-inlihat foto Kalau Harga Tahu Naik, Pembeli Tak Mau Beli
Foto : Bramasto Adhy
Sejumlah pekerja menyelesaikan proses pembuatan tempe di tempat pembuatan tempe Muchlas, Jalan Kaliurang Km 7, Joho, Selasa (24/7). Tingginya harga kedelai dikeluhkan pengusaha tempe karena ongkos produksi menjadi tidak sebanding dengan harga jual.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perajin di Bantul pun melakukan hal yang sama. Ketika harga kedelai masih normal, untuk sekali produksi dengan bahan baku delapan kilogram kedelai, ia bisa menghasilkan 432 potong. Kini, ketika ukurannya diperkecil, bisa menjadi 468 potong. Rata-rata pengecilan setiap potong tahu produksi Subarno mencapai 8-10 persen.  "Kalau harga dinaikkan, pembeli ngga mau. Satu satunya cara, ya mengecilkan ukuran tahu," kata Subarno.

Sebanyak 468 potong tahu itu, masing-masing ia jual Rp 250, atau total mendapatkan uang Rp 117 ribu untuk delapan kilogram kedelai. Dengan harga kedelai Rp 8 ribu per kilogram, kemudian ditambah ongkos tenaga kerja, bahan bakar (kayu) dan ongkos distribusi sekitar Rp 30 ribu per delapan kilogram produksi, maka keuntungan bersih yang didapat Subarno hanya Rp 17 ribu, atau rata-rata Rp Rp 36 per potong tahu.

Dalam kondisi normal, sejak 1980 lalu Subarno mampu membuat dan menjual tahu dari bahan baku 64 kilogram kedelai atau delapan kali proses produksi. Namun, ketika bahan baku melonjak, ia hanya melakukan lima kali proses produksi atau menggunakan 40 kilogram bahan baku kedelai.

Meski sudah mengecilkan ukuran per potong tahu, keuntungan yang diperoleh Subarno hanya Rp 85 ribu per hari, atau menurun 60 persen dari keuntungan rata-rata per hari dalam kondisi normal, yang mencapai sekitar Rp 200 ribu. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved